Be Patience: “Pardon Me”

Be Patience: “Pardon Me”

ilustrasi--

“Amit – amit, najis kamseupai lo!” Adira kesal, menghentakkan kakinya berjalan meninggalkan Argo sendirian, sebab Santoso jelas mengejar Adira sembari tertawa meledek. Semakin jauh, Argo dapat mendengar suara tawa Santoso yang semakin keras, dan Adira yang kini mengejar Santoso dengan tas yang kapan saja siap dilemparkan, menyisakan tawa pelan pada Argo yang menyaksikan mereka hingga bayangan kedunya hilang dari pandangannya.

Argo melangkahkan kakinya, kali ini ia menikmati jalan yang disusurinya, lampu jalan yang berkedip – kedip, suara jangkrik yang nyaring walau samar sebab suara kendraan masih ramai. Hembusan angin malam yang menyapa wajahnya, hingga asap rokok orang yang melintasinya. Hingga langkah Argo berhenti, di depan sebuah gapura. Lama sekali ya hingga, Argo berani untuk melangkah ke tempat ini.


Ari Hardianah Harahap--

“Jakarta masih sama Shiela, masih sama sibuknya, ramainya dan liarnya.” Ujar Rago, bucket bunga yang biasanya Rago tinggalkan kini tergenggam kuat ditangannya, hari itu Rago putuskan pulang, pulang ketempat seharusnya sejak lama ia berada. (bersambung)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: