Bagian 6: “Sedikit Yang Membekas”
Ari Hardianah Harahap--
“Abian,” Panggil Tata, tapi Abian masih konsisten diam. Tata memutus tautan tangannya dan Abian, menatap Abian penuh selidik, “Kenapa tiba – tiba? Lo…jangan bilang?!” Tata menangkup wajah Abian, “Jangan bilang gue dipecat! Lagi?!” Histeris Tata, Abian menghela nafasnya pelan, reaksi Tata itu selalu di luar dugaanya.
“Huftt…” Abian menatap Tata intens, menarik pinggang wanita itu untuk lebih dekat dengannya, hingga hidung kedunya bersentuhan. Tata membulatkan matanya, tidak menyangka sikap Abian yang tiba – tiba. Sejauh ini kontak fisik yang terjadi diantara mereka hanya ketika Tata yang bersandar pada Abian, dan Abian yang membiarkannya. Abian menatap Tata lama, tepat di netranya, membuat degup jantung Tata berdetak tak karuan, wajahnya memerah secara perlahan.
Abian memeluk Tata, menarik perempuan itu mendengarkan detak jantungnya yang juga berdegup sama kencangnya, “Lain kali tolong bilang sama saya, jangan Saka.” Abian mengusap rambut Tata pelan, “Maunya kamu tolong dibilang, biar bisa saya penuhi.” Lanjut Abian lagi. Tata mematung, terkejut atas pengakuan Abian.
“Maunya kamu tolong dibilang, biar saya penuhi.”
Kalimat itu, Tata biarkan terus berulang dalam kepalanya, ia diistimewakan dengan cara yang lain dari biasanya, tak perlu banyak gombalan romantis dan kalimat puitis layaknya pujangga cinta, Abian memberinya segalanya hanya dengan sebuah kalimat sederhana. Abian ini…mau buat Tata jatuh sedalam apa lagi pada pesonanya? (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: