Omeshoot: “Something at Sky”
Ari Hardianah Harahap--
Happy Bhirtday to You, Happy Bhirday to you, Happy Bhirtday, Happy Bhirtday, Happy Bhirtday to You........
Suara nyanyian ramai dari muda – mudi yang merayakan ulang tahun seorang teman wanitanya, pemandangan itu tak luput dari pandangan sepasang kekasih yang baru saja berjumpa setelah perpisahan lama mereka yang teramat menyenangkan. Usia mereka memang tak lagi muda, dengan tubuh renta dan kulit keriput yang mereka miliki tak menutupi sinar mata saling memuja antar mereka. Mesra, layaknya anak muda tengah kasmaran. Dari balik kaca restoran, seolah memutar film lama mereka tersenyum menyiratkan bahwa dulunya mereka juga seperti itu, benar – benar sama. Dan lucunya lagi, takdir seolah sengaja membuat mereka mengingat itu.
“Awan” Panggil wanita yang tengah merapatkan tangannya dan menggosok – gosokkan kedua tangganya. Merasa terpanggil, pria yang setia memeluk pinggang wanita tersebut pun tanggap dengan segera memberikan syal merah yang ia pakai kepada wanita tersebut dan memeluk wanita tersebut lalu mengajaknya berjalan pelan meninggalkan tontonan gratis dari kaca restoran tersebut. Walau keduanya telah senja, kecantikan wanita itu selalu tampak begitupula pria yang memeluknya, selalu tampak gagah dan dapat diandalkan.
“Kau kedinginan, mengapa tak mengatakannya dari tadi Aira?!” Ucap pria yang dipanggil Awan tadi oleh Aira, Wanita yang tengah ia peluk. Aira hanya tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya pada Awan, matanya tak sengaja melihat kalung dengan liontin berbentuk butiran air yang tergantung di leher Awan. Aira merabanya, tersenyum lalu menangis pelan.
“Kau masih memakainya?” Tanya Aira. Awan yang menyadari maksud Aira hanya mengangguk pelan dan tersenyum, mengecup kepala Aira sebentar dan mengelus kepala Aira lembut lalu membisikkan kata – kata yang selalu membuat Aira percaya bahwa Awan adalah takdirnya, miliknya dan satu – satunya pelengkapnya. Ya, hanya Aira untuk Awan, dan Awan untuk Aira.
“Sepotong Awan tak akan pernah ada tanpa setitik Air, dan seperti itu untuk kita. Awan tidak akan pernah ada tanpa Aira,” bisik Awan pelan pada Aira. Manusia tidak pernah tau, bagaimana takdir membuat membuat kehidupan seseorang kacau balau namun menyanangkan dalam waktu yang bersamaan. Takdir memang serumit itu, ada tapi tak pernah terduga. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: