What if: “Semasa Kita Masih Bisa Sesukanya”

What if: “Semasa Kita Masih Bisa Sesukanya”

Ari Hardianah Harahap--

Untuk kali ini saja, anak laki – laki itu berharap Dewi Fortunata berpihak kepadanya, mengingat tak sekalipun sepertinya Dewi Fortunatan membantunya kala dirinya mengalami kesialan. Tentu saja dirinya Cemas, meningat adanya kembaran Medusa yang menjadi musuh bebuyutan abadinya.

Bukan takut kehilangan buku itu dan tak mengingat lagi jawabannya, untuk seseorang sejenius dirinya tugas itu adalah hal mudah dengan 70% soal matematika yang mendominasi dan 30% lainnya diisi dengan soal mata pelajaran lain. Hanya saja, dirinya benar – benar tidak mampu untuk menulis ulang soal dan jawaban sebanyak itu, tapatnya dirinya terlalu malas.

Dengan tergesa anak laki – laki keturunan Amerika – Indonesia tersebut berlari menuju sekolahnya, dan tepat sekali ia bertemu dengan kembaran Medusa, pendemdam yang tidak pernah mengenal belas kasih. Sekilas ia melihat senyuman masin tersungging di bibir pucat Medusanya, Riananya. Namun, jika lebih diteleti lagi senyuman itu bukan senyuman manis melainkan senyuman remeh dengan tatapan yang merendahkan.

Seolah tau apa yang telah terjadi segera anak laki laki tersebut mempercepat larinya menuju kelasnya, tempat keberadaan tasnya. Dan pupus sudah harapannya, kini dengan mengenaskan ia melihat buku yang berisi tugas akhirnya berada di atas meja penuh lumpur. Bahkan setiap lembar halaman bukunya teroles lumpur dengan sempurna.

“Oh, Shit,” Batin Orion.

Doric Oracaon, anak laki – laki keturunan Amerika – Indonesia yang kerap disapa Orion oleh Riana itu hanya tersenyum nanar melihat betapa naasnya buku yang berisi tugas akhirnya. Dirinya mencebik kesal dan menghempaskan tubuhnya ke kursi yang tidak jauh darinya.

Menghembuskan nafas frustasinya, Orion tersenyum sedih. Namun tak berselang lama, senyuman sedih tadi berubah menjadi senyuman picik penuh dendam. Dikeluarkannya sesuatu berwarna pink dari balik bajunya yang ia sembunyikan sedari tadi, tepatnya sebuah buku tulis bersampul pink dengan stiker nama Riana Adevara di covernya.

Ah,

Ini akan menjadi sebuah tontonan yang menarik, tentu saja Orion tidak semudah itu untuk dikelabui Medusa penggila warna pink tersebut. Seolah tau, sebelum Riana menjahilinya ia mencuri buku tugas akhir Riana diam – diam tanpa diketahui oleh pemiliknya.

“Mari berhitung sampai kapan Medusa itu akan menyadari ini,” 

1

2

3

Dan,

“HEI, BOCAH SIALAN KEMBALIKAN BUKUKU,” Teriakan menggelegar tersebut datang dari arah pintu kelas, dan tentu saja pelakunya adalah Riana, Medusa penggila pink.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: