Misteri 17 Menit Percakapan Brigadir J Jelang Kematiannya, Komnas HAM ‘Naksir’' Isi Ponsel Ferdy Sambo

Misteri 17 Menit Percakapan Brigadir J Jelang Kematiannya, Komnas HAM ‘Naksir’' Isi Ponsel Ferdy Sambo

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Ada 17 menit percakapan Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) dengan berbagai pihak salah satunya dengan Vera Simanjuntak.

Peran penting Vera Simanjuntak benar-benar dibutuhkan bagi pengungkapan kasus kematian Brigadir J. 

Ini yang menyebabkan Dit Tipidum Bareskrim memeriksanya sampai 3 kali berturut-turut.

Pasalnya ada 17 menit komunikasi antara Vera Simanjuntak dengan dengan Brigadir J pada pukul 16.43 WIB,  Jumat 8 Juli 2022.

 Publik tentu masih mengingat bahwa rilis yang disampaikan Polisi menyebut Brigadir J tewas.  pukul 17.00 WIB di rumah Irjen Ferdy Sambo. 

Artinya ada rentang waktu sekitar 17 menit usai komunikasi hingga Brigadir J akhirnya dinyatakan tewas.

Muncul banyak pertanyaan yang sebenarnya bisa diungkap dalam komunikasi 17 menit itu. 

Apa hanya dengan Vera Brigadir J berkomunikasi. Apakah ada percakapan atau pesan via WhatsApp dengan Putri Candrawathi  istri Ferdy Sambo.

Misteri ini yang menarik Komnas HAM untuk mengurai benang kusut dari tragedi berdarah itu.

Ini sejalan dengan rencana Komnas HAM menggunakan teknik Cell Dump termasuk alat digital yang dijanjikan Bareskrim Polri. 

Adapun cell dump sendiri merupakan teknis yang biasa dilakukan untuk mengetahui siapa saja yang ada di lokasi kejadian atau TKP melalui handphone. 

"Jejaring komunikasi itu dicek, jadi di seputaran Duren Tiga dan lain sebagainya. Salah satu yang digunakan kalau temen-teman terbiasa, yaitu cell dump," ujar Komisioner Bidan Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam saat memaparkan hasil penyelidikannya, Rabu, 27 Juli 2022.

Brigadir J sempat berkomunikasi dengan Vera menjelang kematiannya. Nah, durasi ini menjadi bukti penting bagi Komnas HAM, minimal menguatkan temuan yang ada.  

Wajar Komnas HAM 'naksir' sekali dengan ponsel Irjen Pol Ferdy Sambo. Minimal ini membantu membongkar misteri yang ada.

Tapi sayangnya, Komnas HAM harus bersabar. Sebab hingga hari ini apa yang dijanjikan belum juga direalisasikan Bareskrim.  

Apakah cukup dengan ponsel dan peralatan itu, jelas tidak. Komnas HAM membutuhkan CCTV rumah dinas Sambo yang diklaim rusak. CCTV yang konon tersambar petir itu penting, selain ponsel Irjen Pol Ferdy Sambo.

Ya, selain CCTV Bareskrim berjanji akan menyerahkan ponsel Sambo termasuk ponsel Brigadir J.

Dengan adanya barang bukti tersebut, Komnas HAM bisa mempercepat pemanggilan orang-orang Sambo yang berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengaku akan menggunakan hasil cell dump dari Siber Bareskrim dan Digital Forensik Puslabfor Mabes Polri.

Cell dump akan menarik jaringan komunikasi, kami dikasih bahannya termasuk disediakan print-nya,” terang Anam. 

“Ada sekitar 4 titik lokasi nantinya diselidiki, kita pakai teknik cell dump,” terang Anam.

Sayang dirinya tidak menyebut 4 lokasi yang dimaksud. Tapi bisa diperkirakan lokasinya berada di sekitar rumah Sambo di Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Data cell dump tentu masih berbentuk mentah. Sehingga tim yang bekerja harus menyortir dan menganalisis secara mendalam.

Anam sendiri pernah memperlihatkan hasil print out berupa peta jaringan BTS ke wartawan.

Sayangnya sudut kiri kertas yang diduga memperlihatkan percakapan di lokasi rumah Sambo ditutupi. Video singkat ulah Anam pun beredar di media sosial. (www.disway.id)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: