>

Sempat Merasa Salah Ambil Jurusan, Lalu Kemudian….

Sempat Merasa Salah Ambil Jurusan, Lalu Kemudian….

Riski Romaulina--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Riski Romaulina, siswi SMKN 1 Muaro Jambi ini punya pengalaman menarik dalam menjalani pendidikannya. Saat awal masuk SMK, Riski pernah sangat stres dan tertekan karena merasa salah ambil jurusan. 

 

“Sebenarnya banyak hal yang membuat aku merasa tertekan,” lanjut Riski. Pertama karena saat awal masuk adalah pengalaman pertamanya jauh dari orangtua. Dalam usia yang masih sangat muda ia harus mandiri jadi anak kos. Rumah yang jauh dari sekolah membuat ia harus berpisah. “Kebetulan di tempat tinggalku belum ada sekolah SMK, jadi aku tekad jadi anak kos untuk bisa sekolah di SMK,” lanjutnya. 

 

Kemudian, persoalan lain muncul, ia merasa sulit beradaptasi dengan jurusan yang ia pilih sendiri yaitu Teknik Jaringan Komputer (TKJ). Memilih jurusan ini memang atas keinginannya sendiri, namun mempelajari mata pelajaran di jurusan ini baginya adalah sesuatu yang baru. “Aku sangat sulit beradaptasi, merasa masuk ke dunia baru,”  lanjutnya. 

 

Saking sulitnya beradaptasi, saat awal belajar ia sering menyalahkan diri sendiri dan menuduh dirinya telah salah memilih jurusan. “Aku mikir, ini aku yang tak mampu adaptasi atau aku salah jurusan,” lanjutnya. Namun akhirnya Riski berpikir kembali. Sudah jauh-jauh sekolah, harus kos, tidak bersama keluarga, masa ia harus menyerah begitu saja. 

 

Akhirnya aku buat komitmen dengan diri sendiri, yang lain bisa masa aku nyerah,” katanya. Kemudian secara perlahan ia mencoba lebih fokus belajar. Memang ini dunia baru, namun ketika yang lain bisa masa iya, dia harus menyerah begitu saja. 

 

Ada beberapa kiat yang dilakukan Riski, pertama adalah fokus menyerap materi dari guru. “Awal-awalnya kan aku ngga fokus mendengar penjelasan guru malah sibuk mikir aku salah jurusan, dari sini aku berubah, daripada sibuk bertanya mending fokus aja belajar, aku balik situasinya,”  kata penyuka sop buntut ini. 

 

Kemudian ia mencoba mendekati teman satu jurusan yang memiliki kemampuan lebih dalam belajar. Mendekati mereka untuk mengetahui trik apa yang mereka lakukan sehingga bisa menyerap semua materi dengan baik. Mengetahui kelemahan diri sendiri kemudian mencari kelebihan teman untuk ditiru yang baiknya. 

 

Setelah itu apa yang terjadi? Riski meraih reward atas perjuangannya sendiri yaitu menjadi juara di kelas. “Dari sini akhirnya aku sadar, tidak ada yang salah dengan keadaan, jika itu diperjuangkan, diseriusi, pasti akan membuahkan hasil,” lanjutnya. 

 

Pengalaman ini diakui Riski menjadi cerita paling berharga untuk dirinya. Ia berharap apa yang ia alami ini menjadi dasar bagi dirinya menuju masa depan. “Aku bercita-cita memiliki bisnis sendiri, bisnis yang bermanfaat bagi banyak orang, apapun bisnisnya,” kata Riski. 

 

Dalam menjalani hidup, Riski memiliki beberapa prinsip, yaitu jangan menunggu motivasi dari orang lain, memotivasi diri sendiri itu lebih baik, jika telah usaha jangan lupa berdoa dan berserah, tidak malas, selalu berpikir positif, buat rencana tujuan kedepannya, belajar dari kegagalan dan rajin menabung untuk modal. “Satu lagi, semua pasti bisa asal diperjuangkan,” tambah gadis yang kini sedang duduk di kelas XI ini. Kini Riski pun menikmati masa-masa sekolahnya dan memanfaatkan banyak waktu untuk hal-hal seru bersama dunia sekolah dan teman-temannya.  (dpc)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: