KPK Terancam Lumpuh
Amir juga tidak melihat hal itu sebagai bentuk ketergantungan KPK kepada institusi lain, dalam hal ini Polri. \"Kalau kita lihat kenyataannya, polisi itu yang lebih siap dalam penyediaan SDM (sumber daya manusia) di bidang penyidikan,\" ujarnya.
Polri Heran Jenderalnya Ditolak KPK
Sementara itu, Mabes Polri sebenarnya sudah menawarkan jenderal jenderal terbaiknya untuk mengisi posisi setingkat direktur dan deputi di KPK. Namun, nama-nama itu ditolak. \"Kami kirimkan 10 sampai 14 nama, semuanya tidak diterima,\" ujar Wakapolri Komjen Nanan Soekarna di STIK, Jakarta kemarin.
Nanan mengaku tidak tahu alasan penolakan itu. \"Kalau dari Polri tentu mereka best of the bestnya, soal ditolak ,tanyakan ke KPK dong,\" kata mantyan Kadivhumas Polri itu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Boy Rafli Amar menjelaskan, pengiriman jenderal itu awalnya atas permintaan KPK. \"Saat tidak disetujui, kami tidak diberitahu alasannya,\" ujarnya.
Di antara nama-nama yang disulkan Polri misalnya Brigjen Ronny Frankie Sompie (Karowasidik), Brigjen Syahrul Mama (Wakapolda Sulsel), Brigjen Ari Dono (Dirtipidum), Brigjen Moecgiharto (Kasespimma), Brigjen Suedi Husein (Kapolda kepri), Brigjen Sigit Sudarmanto (mantan Kapolda Sultra), serta Brigjen Nur Ali (Dirtipikor).
\"Kami pada prinsipnya selalu melayani dan berkoordinasi dengan KPK. Mengapa ditolak, tentu itu pertimbangan KPK,\" kata mantan Kapolres Pasuruan Jawa Timur itu.
Memang, selain kehilangan 20 penyidik, posisi direktur penyidikan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga kini juga masih lowong. Sejak ditinggalkan Brigjen Pol Yurod Saleh yang ditarik ke Mabes Polri pada Maret lalu, posisi ini masih kosong.
Juru Bicara Johan Budi S.P mengatakan saat ini sekitar empat perwira polisi masih mengikuti seleksi untuk mengisi posisi itu. \"Seleksinya masih berjalan,\" kata Johan di kantornya kemarin.
Pernyataan Johan tersebut sekaligus membantah informasi yang disampaikan Wakapolri Komjen Pol Nanan Soekarna yang menyatakan ada 14 perwira polisi yang semuanya ditolak KPK.
Johan mengatakan sejumlah perwira polisi memang sudah gagal dalam seleksi pemilihan deputi penindakan. Posisi itu kini ditempati mantan Direktur Penuntutan Warih Sadono yang berasal dari kejaksaan. Itu pun menurut Johan, perwira polisi yang mengikuti seleksi tidak sampai belasan.
Menurut dia, untuk posisi deputi penindakan memang tidak harus dari kepolisian. Namun untuk direktur penyidikan, selalu dari kepolisian. Dia menambahkan, seleksi dilakukan oleh lembaga independen.
Deputi penindakan membawahkan direktur penyelidikan, direktur penyidikan, direktur penuntutan, serta unit koordinasi dan supervisi. Karena posisi direktur penyidikan dan penuntutan masih kosong, pelaksana hariannya dirangkap oleh Warih Sadono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: