Nigeria Tawarkan Lahan 4 Juta Hektar

Nigeria Tawarkan  Lahan 4 Juta Hektar

JAKARTA-Pemerintah Nigeria menawarkan 4 juta hektar lahan yang siap digarap untuk Indonesia. Penawaran itu datang saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkunjung pada bulan lalu. Tak mau gegabah, pemerintah bakal mempelajari peluang investasi tersebut.

                Ketua Komite Afrika Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Mintardjo Halim menerangkan untuk investasi di lahan seluas itu harus hati-hati. Ia berkata harua ada payung yang melindungi Indonesia begitu juga Nigeria.

                \"Kami ingin membantu ekonomi Nigeria khususnya bidang pertanian, tapi kami juga tak mau rugi,\" terangnya saat di temui di Jakarta kemarin.

                Saat ini pihaknya beserta pemerintah tengah mengkaji poin-poin kerjasama investasi tersebut. Misalkan saja mengenai komoditi apa yang bakal ditanam dan keringanan dan insenif apa yang diminta. Seperti diketahui di Afrika mengenakan bea masuk yang tinggi yakni 30-40 persen. Ia ingin nanti Afrika bisa menurunkan bea masuk itu atau bahkan nol persen.

                Mengenai komoditi Mintardjo mengungkapkan kelapa sawit menjadi komiditi yang paling berpotensi. Selain itu juga ada, kakao, kapas, dan tebu. \"Kita buka semua peluang komoditi yang memungkinkan. Misalkan jagung, tebu, bahkan tebu. Kita kan masih kekurangan lahan tanam,\" katanya.

                Rencananya, Maret nanti bakal ada pertemuan antara pemerintah dan pihak swasta untuk pembicaraan tersebut. Mintardjo yakin tahun ini investasi itu bisa terealisasi.

                Pada kesempatan berbeda, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Guismardi Bustami berkata pihaknya sangat serius menanggapi tawaran tersebut. Ia melihat potensi crude palm oil (CPO) sangat besar. \"Nigeria sangat bergantung dengan CPO ekspor. Makanan khas penduduk Nigeria sama dengan di Indonesia. Semua digoreng dan ada unsur minyaknya,\" terangnya.

                Sebelum ini, ada beberapa perusahaan CPO Indonesia yang membangun pabrik di sana, seperti PT Wilmar dan Sinarmas Group. Menurut Gusmardi, jika dilihat dari perkembangannnya produksi dan pemasarannya cukup bagus.

                \"Selain sektor pertanian masih banyak yang bisa digali di sana, misalkan saja tekstil. Untuk memenuhi kebutuhan tekstil dan garmennya, Nigeria masih tergantung impor,\" terangnya.

                Sebagai catatan, selama ini telah terjadi hubungan dagang yang cukup erat dengan Nigeria. Nigeria merupakan salah satu negara pengimpor minyak bagi Indonesia. Kinerja perdagangan antara Nigeria dan Indonesia selalu defisit karena impor migas Indonesia yang terlampau tinggi.

(uma)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: