Kerjasama Militer Indonesia dan Australia Distop

Kerjasama Militer Indonesia dan Australia Distop

            \"Kalau mau membantu kan tinggal telepon presiden saja. Bagi saya itu adalah pernyataan yang tidak masuk akal, tanpa dasar, dan mengada-ada,\" pungkas Tantowi kemarin (20/11).

                Tantowi mengatakan bahwa penyadapan dalam segala bentuknya adalah ilegal. Dia meminta agar pemerintah Australia berfikir ulang dan segera meminta maaf kepada pemerintah Indonesia, serta memberi klarifikasi atas tindakan penyadapan tersebut. \"Sikap jantan adalah jaminan hubungan kedua negara tetap baik,\" ujar dia.

            Selaku anggota dewan yang mengurusi hubungan internasional, Tantowi memandang bahwa hal yang menyebabkan Australia melakukan penyadapan di Indonesia adalah karena Indonesia merupakan negara ancaman bagi Australia. Namun dia tidak merinci bentuk ancaman seperti apa yang dimaksud.

            \"Indonesia adalah negara ancaman bagi Australia. Rakyat Australia selalu curiga terhadap kita,\" ujarnya.

            Pernyataan Tantowi tersebut bisa jadi benar mengingat Indonesia pernah bersitegang dengan Australia dalam suksesi di Timor-Timor (Timtim) pada 1999 silam. Selain itu, Indonesia dianggap tidak tegas dalam mencegah manusia perahu mendarat di wilayah Australia.

       Di bidang Militer, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menarik semua pasukannya yang sedang terlibat latihan gabungan dengan tentara Australia. Di antaranya latihan TNI AU di Darwin dan Kopassus di Lembang.

                TNI AU saat ini sedang terlibat latuhan bersama dengan Royal Australian Air Force (RAAF) di pangkalan mereka di Darwin. Latihan tersebut berlangsung sejak Senin (18/11) lalu dan menggunakan sandi Elang Ausindo 2013. TNI AU mengirim pesawat F-16.

       \"Harusnya sampai tgl 24, saya hentikan sekarang dan besok harus kembali. Ada enam pesawat di sana, mereka kembali,\" terang Moeldoko usai bertemu jajaran intelijen TNI di Badan Intelijen Strategis kemarin.

       Begitu pula latihan bertajuk Dawn Komodo 2013 di Lembang, Bandung, dihentikan sementara. Latihan tersebut sedianya melibatkan Kopassus dengan Special Air Service Regiment (SASR) Australia. Kedua satuan tersebut sebelumnya melakukan latihan bersama di Australia, lalu dilanjutkan di Indonesia.

       Sejumlah kegiatan patroli bersama juga dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Untuk kegiatan TNI AL, yang dihentikan adalah Latihan Bersama TNI AL dan Australian Navy. Seperti Latma New Horizon TTX, Latma Initial Planning Conference KAKADU dan Observer Ex Black Carilion.

       Moeldoko menyatakan, hingga kini belum ada tanggapan dari pihak militer Australia mengenai penghentian latihan tersebut. \"(penghentian latihan bersama) baru saja saya lakukan,\" lanjutnya.

       Menurut dia, bisa dipastikan keputusan tersebut akan mengganggu hubungan antara TNI dengan Tentara Nasional Australia. Hanya saja, sebagai Panglima dia tetap menjaga kesimbangan utk menghaadapi situasi tersebut. \"Secara pribadi saya msh berkomunikasi dgn panglima mereka tp sikap politik harus jelas, tegas,\" tuturnya.

                Bagi TNI, latihan bersama merupakan bagian dari mutual trust. Jika antar negara sudah tidak lagi saling percaya, maka tidak ada lagi alasan untuk melakukan latihan bersama. Pihak TNI memilih menunggu instruksi presiden selanjutnya mengenai kelanjutan kerjasama militer Indonesia dengan Australia.

                Hampir sama dengan Moeldoko, Kapolri Jenderal Sutarman bakal menghentikan semua aktivitas kerjasama dengan Australian Federal Police (AFP) jika memang ada instruksi dari presiden. \"Kalau memang harus dievaluasi kerjasama itu saya kira antar negara (pemerintah),\" ujanrya di Mabes Polri kemarin.

                Saat ini, sejumlah kegiatan kepolisian memang didanai Australia. Di antaranya, pengembangan Densus 88, laboratorium cybercrime, dan pendidikan p[olisi internasional (JCLEC) di Semarang. Kerjasama untuk mengatasi human trafficking dan people smuggling juga akan dihentikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: