Belanda Memberi Kemudahan Orang Asing Menuntut Ilmu
Sekolah Belanda terkemuka yang kami kunjungi adalah Lyceum Ypenburg. Di sekolah ini kami disambut ramah oleh Kepala Sekolahnya, Dorothi. Menurutnya, untuk urusan pendidikan Belanda sangat dihormati oleh negara-negara lain di Eropa.
Siswa yang mengantongi ijazah dari Belanda akan diakui internasional karena dikenal sebagai negara yang mampu mengeluarkan SDM terbaik di berbagai bidang. Pendidikan di Belanda sudah mulai penjurusan sejak pendidikan dasar. Hal ini terkait dengan minat dan kemampuan akademis siswanya. Biasanya setelah tamat pendidikan dasar, siswa bisa memilih sekolah sesuai jurusan yang diminatinya.
Siswa gratis SPP, tapi tetap ada biaya lain yang dikenakan pada orang tua, khususnya biaya untuk mendukung pelajaran di sekolah. Pemerintah Belanda juga memberikan tunjangan pendidikan kepada siswa. Bahkan siswa juga dapat meminta pinjaman utang dana belajar dengan syarat terdaftar pada sekolah/universitas dan harus terdaftar dalam bursa prestasi. Lalu mewajibkan mereka mengembalikan pinjaman dana belajar setelah studi mereka selesai.
Menurut Wibisono, Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Belanda, siswa Indonesia di Belanda dari tahun ke tahun meningkat. Bahkan, pada tahun 2013 ini bertambah sebanyak 300 mahasiswa baru Indonesia yang menuntut ilmu di negara ini. Kuliah di negara ini sangat berat, namun ada kemudahan bagi mahasiswa asing karena tidak diwajibkan berbahasa Belanda.
“ Sebagian besar kampus-kampus di Belanda menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya”, lanjut Wibisono.
Saat di Lyceum Ypenburg, kami juga melihat ruang perpustakaannya. Selain buku-buku dan hal umum yang ada di sebuah perpustakaan, di setiap mejanya disediakan komputer dengan jaringan internet. Hal ini untuk memudahkan siswa mencari informasi yang diperlukan. Sekolah ini juga menyediakan ruangan untuk pertunjukan bagi siswanya yang akan menampilkan bakatnya di bidang seni atau olahraga. Jadi, siswa sekolah ini sudah benar-benar diarahkan sesuai minat dan bakat mereka. Sekolah ini sangat bersih, halaman parkirnya yang didominasi sepeda-sepeda juga tertata rapi
Banyak hal yang kami peroleh ketika berkunjung ke sekolah Belanda ini, ditambah lagi ketika besoknya Selasa, 12 November 2013, kami mengunjungi SIN (Sekolah Indonesia Nederland). Di sekolah ini menggunakan kurikulum dan buku-buku yang sama seperti di Indonesia.
Bahasa Indonesia tetap dipakai sebagai bahasa pengantar di sekolah ini, sedangkan bahasa-bahasa lain diajarkan sebagai bidang studi muatan lokal. Siswa SIN bukan berasal dari Belanda saja, tetapi juga dari negara-negara lain di sekitarnya. Umumnya, siswa adalah keturunan asli Indonesia atau memiliki darah campuran Indonesia (blasteran).
Tata krama yang dipakai pun masih tetap cara Indonesia, misalnya mencium tangan guru ketika masuk atau keluar dari kelas, melakukan sholat bagi muslim. Jadi, sifat/karakter Indonesia masih tetap ada walau sudah ada di negara lain.
Penulis adalah Guru Favorit Jambi Ekspres 2013 Mengajar di SMPN 3 Kab. Batanghari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: