Belanda Memberi Kemudahan Orang Asing Menuntut Ilmu
Catatan Perjalanan Guru Favorit Jambi Ekspres 2013 Jambi ke Eropa
Oleh : Sri Wahyuni, SPd.
Ke Eropa? Adalah hal yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Tapi berkat Jambi Ekspres yang membuat program pemilihan Guru Favorit akhirnya saya berhasil mendapat kesempatan ini. Setelah melalui proses kompetisi yang cukup panjang dan melelahkan, saya dan enam orang rekan saya terpilih sebagai Guru Favorit Jambi Ekspres dan mendapat kesempatan untuk keliling ke lima negara di Eropa.
Sabtu sore (9 November 2013) kami berangkat dengan pesawat ke Garuda menuju Jakarta. Lalu melanjutkan perjalanan ke Amsterdam dengan lebih dahulu transit di Bandara Abu Dhabi- Uni Emirat Arab. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 jam, akhirnya Minggu, 10 November 2013 kami sampai di Bandara Skipvol pukul 10.00 WIB pagi waktu Amsterdam.
Melalui pintu masuk imigrasi kami diperiksa petugas bule (Belanda) yang menggunakan bahasa Indonesia. “ Selamat pagi”, “Terima kasih” , O..Indonesia” sungguh terasa sebagai sambutan yang ramah bagi kami karena kami sudah menginjak negeri lain di benua Eropa.
Pertama menginjak tanah penjajah negeri kita, kami sudah disambut hujan dan udara yang begitu dingin mencapai 4 derajat celcius. Dengan bus yang dikemudikan Marshall, warga Negara Belanda, kami langsung diajak ke Volendam.
Sepanjang mata memandang, kami melihat Amsterdam adalah kota yang sangat bersih, tidak ada kami temukan sampah di jalan, apalagi sampah yang menumpuk. Belanda bersih karena mereka tidak memberikan kesempatan kepada warganya untuk menumpuk sampah.
Salah satu contohnya, mereka tidak meyediakan kantong-kantong plastik ketika kita berbelanja. Kendaraan yang kami temui pun umumnya adalah sepeda. Jelas, semua ini mengurangi polusi yang biasa terjadi di kota-kota besar. Menurut Tour Guide kami, di Belanda lebih mahal biaya memperbaiki sepeda daripada membeli sepeda.
Sepanjang jalan menuju Volendam kami melihat betapa jernihnya sungai yang mengalir di Negara Kincir Angin ini. Jauh berbeda dengan di daerah kita yang memiliki kekayaan alam berlimpah tapi tak pernah dirawat. Pertanian negara ini tertata rapi di kanan kiri jalan yang kami lalui karena dikelola dengan sangat baik.
Saat melalui tempat umum, kami melihat para pengguna jalan sangat tertib. Mereka patuh dengan peraturan. Tidak ada yang menerobos lampu merah, walau mereka diburu waktu. Para pejalan kaki melangkah dengan cepat, bahkan terkesan terburu-buru melalui zebra cross. Sedangkan pengemudi sepeda berjalan khusus di jalur sepeda. Semua tertib sehingga tidak ada kemacetan di negara ini.
Di Volendam kami menyempatkan diri berpose dengan baju khas Belanda. Di daerah ini begitu banyak wisatawan, baik lokal maupun luar. Di sini juga kami bertemu warga negara Indonesia yang sedang berlibur.
Ketika bertemu dengan orang Indonesia di negara orang, rasa nasionalis kami timbul. Bercerita dengan sangat akrab walau sebelumnya tak pernah kenal. Wisatawan lokal juga tak kalah banyak datang ke tempat ini. Mereka benar-benar memanfaatkan waktu libur dengan berlibur.
Salah satu agenda kegiatan kami ke Eropa ini adalah melakukan studi edukasi di negara Belanda. Kegiatan ini kami lakukan pada hari Senin, 11 November 2013. Pukul 09.00 waktu Belanda kami tiba di KBRI Den Haag di Tobias Asserlaan The Hague. Lalu mengikuti kegiatan upacara Hari Pahlawan bersama-sama dengan Staf KBRI Den Haag dan anggota dharma wanitanya.
Setelah itu kami diajak Atase Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia di Belanda untuk berkunjung ke sekolah Belanda dan memberikan informasi tentang pendidikan di Belanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: