Pagi Latihan Tinju, Sore Tukang Parkir

Pagi Latihan Tinju, Sore Tukang Parkir

 Menurut Jimmy, kalau pertandingan disiarkan langsung oleh televisi, mencari sponsor akan lebih mudah. Sayang, TVRI yang memegang siaran tinju rutin kurang bisa memanfaatkan keuntungan tersebut dan mencari sponsor.

 Promotor Mikdon Neddy Tanaem yang selama dua tahun terakhir ini telah menjadi promotor untuk enam kejuaraan tinju nasional dan internasional mengaku harus merogoh dalam kantong pribadinya. Meski untung-rugi di level tinju pro itu tak besar, Neddy tetap punya komitmen kuat untuk memajukan tinju tanah air. \"Membangun tinju di Indonesia harus membutuhkan perjuangan ekstrakeras. Mau bagaimana lagi, di Indonesia tak banyak pengusaha yang suka dengan tinju. Itu membuat usaha kami untuk mendapat sponsor tidak berjalan dengan mudah,\" terang dia.

 Neddy membeberkan, untuk kejuaraan berlevel nasional saja, dirinya harus menghabiskan sekitar Rp 160 juta. Sementara untuk level internasional, dana yang harus dia sediakan juga jauh lebih besar, Rp 200 juta. \"Syukur-syukur ada sponsor yang mau bantu. Tapi, kalau tidak ada, ya kami sendiri yang harus talangin,\" tutur Neddy.

 Sejauh ini, Neddy telah menggelar enam pertandingan, dua di antaranya pertarungan berlevel internasional. Namun, dari semua pertandingan itu, tak ada satu pun yang membawa keuntungan finansial bagi dia.

 Nah, di antara enam laga tersebut, ada dua pertarungan yang bisa balik modal. Salah satunya adalah kejuaraan internasional yang mempertemukan Roy Mukhlis (GRIB Jatim) dengan Weng Haya (Filipina) pada 12 Oktober lalu di Surabaya. Dalam pertarungan itu, Roy berhasil keluar sebagai juara dan menggenggam sabuk internasional WBO Asia Pasifik di kelas ringan 61,2 kg.

 Sementara itu, promotor Syarifudin Lado yang rutin menggelar tinju di TVRI menyebutkan, keuntungan di bisnis tinju tak seberapa jika dibandingkan dengan risikonya. Awal tahun ini, ketika menggelar tinju, salah satu petinju, yakni Tubagus Sakti, meninggal di atas ring. Total sudah ada 30 petinju Indonesia yang meregang nyawa karena tinju. Baik di atas ring atau nyawanya tak tertolong setelah bertarung. \"Pusing ngurus tinju itu. Tinggal komitmen kita sama dunia tinju Indonesia saja. Kalau mau fokus, ya bisa untung sedikit. Kalau nggak, ya babak belur,\" tegas Lado. (dra/dik/c11/kim)

Bertahan demi Karaoke Gratis

 Di tengah lesunya tinju profesional, rupanya ada motivasi lain yang diusung para petinju untuk bertahan di jalur tinju bayaran itu. Misalnya janji manajer untuk bertanding di level internasional, tak adanya kemampuan lain di luar bertarung, hingga yang sekadar karaoke.

 Salah seorang petinju Extra Joss BC Jakarta Defri Palulu membenarkan bahwa uang di tinju tak terlalu menggembirakan. Paling banter, uang bersih yang dia terima ketika naik ring di TVRI Rp 2,3 juta.

 \"Memang benar kalau dari promotor Rp 3 juta\"Rp 4 juta. Tapi, kan ada potongan di sana-sini. Mulai iuran sasana, potong manajemen sasana, pokoknya macam-macam lah. Uang bersih yang masuk kantong tentu tak sebanding dengan pengorbanan saya dalam masa persiapan yang sampai dua bulan,\" keluh Defri.

 Petinju berusia 23 tahun itu mengatakan tak terlalu memikirkan bayaran yang kecil tersebut. Janji manajemen sasanalah yang membuat dia bersemangat. Yakni, janji pertarungan ke level internasional tahun mendatang.

 Akhirnya demi cita-cita itu, Defri sejak kini menempa diri dengan latihan pagi-sore. Untung, sasananya mendapat pasokan dana dari salah satu produk minuman berenergi. Dengan begitu, dia tak perlu bingung soal kebutuhan sehari-hari.

 Kalau Defri menekuni tinju demi karir, salah seorang petinju yang enggan disebutkan nama dan sasananya di kawasan barat Jakarta menuturkan bahwa spirit bertanding adalah bonus \"duniawi\" dari pihak sasana. Mulai karaoke biasa hingga yang ditemani para gadis.

 \"Kalau menang, pasti diajak karaoke bos-bos. Kalau menang KO, ada bonus minum minuman dan gadis yang mendampingi. Kami asyik-asyikan saja. Kami kan karaoke gak keluar uang. Bos yang bayar,\" ucap petinju itu.

 Karena itulah, meski duit tak sepadan, bagi petinju dari NTT tersebut, bos sasana sudah memberikan apresiasi tersendiri. Meski bentuknya traktiran karaoke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: