RSUD Rugi Rp 7, 3M
SEMENTARA itu, terkait kebakaran di gudang farmasi RSUD RM sendiri, pihak kepolisian sudah memeriksa 3 orang saksi. Mereka berada di lokasi kejadian saat kebakaran terjadi.
Kapolsek Telanaipura, P Aritonang menyebutkan, 3 orang saksi yang diperiksa adalah penjaga ruangan tersebut. “Ada 3 orang saksi yang diperiksa yang kebetulan dia yang menjaga di lokasi dan melihat pertama apinya,” jelasnya.
Dia menerangkan, pemeriksaan saksi-saksi ini adalah untuk mengetahui perikaraan dan dugaan awal penyebab kebakaran. “Mereka yang melihat pertama asapnya darimana dan apinya darimana,” katanya.
Untuk menangani kasus ini, dia mengaku juga berkoordinasi dengan pihak Polresta Jambi dan juga Polda Jambi. “Kita koordinasi juga dari tim identifikasi Polresta dan Polda untuk olah TKP awal. Tindak lanjutnya akan koordinasi lagi dengan Labfor untuk pengecekan asal api. Karena yang punya kompetensi darisana,”terangnya.
Soal kapan hasil pemeriksaan akan selesai dan bisa diketahui, dia tak bisa memastikannya. “Nanti akan dibertahu lagi, yang tahu kapan mereka (Labfor, red) yang tahu. Kita akan undang orang dari labfor kesini. Jadi belum bisa dipastikan,” ungkapnya.
Soal dugaan awal penyebab kebakaran, dia juga tak berani memberikan kepastian. “Saya tidak berani menduga-duga. Karena kita hanya melihat api saja, kita hanya melakukan pengamanan dan mencegah agar apinya tak menjalar dan berkoordinasi dengan PDAM untuk langkah itu,” ujarnya.
Pasien Mulai Resah
DISISI lain, kebakaran yang melanda gudang obat-obatan di RSUD RM memberikan dampak kurang mengenakkan kepada pasien yang dirawat di RS plat merah itu. Beberapa pasien yang berhasil dikonfirmasi mengaku mulai kehabisan stok obat.
“Yang paling penting itu kan seperti cairan infus. Karena cairan infus ini tidak boleh sampai terputus. Ibaratnya orang lagi sakit tidak bisa makan, ya cairan infus itu lah yang harus dipasang,” kata salah satu keluarga pasien di ruang penyakit dalam yang enggan disebutkan namanya.
Dia mengaku was-was dengan pelayanan yang akan diberikan oleh pihak RSUD RM. Mereka khawatir obat- yang sebelumnya bisa didapatkan di RSUD harus dibeli di luar RS dengan harga yang lebih tinggi. “Jelas kalau begini pelayanan akan terganggu,” tambahnya.
Dia berharap, pihak RS melakukan upaya untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan obat-obatan. Sementara itu, salah satu keluarga pasien lainnya menjelaskan, memang kejadian kebakaran tersebut tak bisa diperkirakan.
Hanya saja, dia menyebutkan, seharusnya pihak RS memiliki stok obat-obatan. “Kalau ada kejadian seperti ini bisa digunakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: