Jambi Kekurangan Gerai ATM
JAMBI-Provinsi Jambi masih kekurangan gerai Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Buktinya, hingga 2014, jumlah ATM dari berbagai perbankan baru mencapai 200 unit. Jumlah itu belum mencukupi kebutuhan masyarakat, mengingat tingginya bertransaksi di ATM.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, V. Carlusa menyebutkan, tingginya penggunaan mesin ATM sebagai solusi transaksi perbankan menjadi tantangan bagi pihak perbankan.
Dengan jumlah ATM dari berbagai perbankan yang ada di Jambi berkisar 200 lebih ATM, memang masih sedikit.
Dan ini juga dapat dirasakan dengan naiknya aset perbankan sejak bulan Januari lalu dengan rata-rata berkisar di Rp 28 triliun.
\"Penambahan ATM di daerah maupun dalam Kota Jambi perlu menjadi perhatian pihak perbankan, apalagi kalau perbankan mengadirkan ATM Drive Thrue,\" katanya.
Pada umumnya ATM berfungsi untuk dua transaksi, yaitu tunai dan non tunai seperti transfer atau tarik langsung. Dalam hal transaksi, BI mendorong kepada masyarakat untuk melakukan transaksi ATM non tunai, dengan alasan transaski lebih aman dan terhindar dari peredaran uang palsu.
Karena transaksi antar bank tidak mungkin terjadinya peredaran uang palsu, bank punya alat untuk mendeteksi uang palsunya.
Dengan alasan ini pulalah sampai saat ini banyak masyarakat yang melakukan transaksi non tunai di banding transaksi tunai.
Carlusa menyebutkan, perbankan juga memiliki tantangan bagaimana meminimalis terjadinya peredaran uang palsu dan memaksimalkan uang layak edar di masyarakat. Karena umumnya ATM saat ini, yaitu untuk pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu, dan dari BI tidak ada kendala untuk melakukan uang layak edar untuk masyaarkat, harusnya Bank juga demikian apabila menyesuaikan pembacaan di mesin ATM masing-masing.
\"Untuk satu ATM dapat melakukan transaksi sampai dengan ratusan juta, apalagi drive true ATM yang diadakan Bank Mandiri bisa lebih besar,\" sebutnya.
Terkait dengan aset perbankan, Carlusa menyebutkan aset bank di Jambi hingga Januari yaitu, mencapai Rp 28 Trilun berupa aset bersih, sedangkan untuk penyaluran kredit yaitu Rp 23 Triliun. Sedangkan dana yang dikumpulkan setiap tahunnya juga mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dan sampai saat ini pengumpulan dana sudah berkisar diangka Rp 21 Triliun.
Apabila dilihat dari angka penyaluran kredit di Jambi prospeknya memang menjanjikan, maka dari itu pula banyak investor dari luar yang mau berinvestasi di Jambi, ini juga ditunjang dengan ekonomi masyarakat Jambi yang terus membaik.
Saat ini lanjut Carlusa, investor yang masuk ke Jambi untuk penyaluran kredit kedepannya akan lebih banyak pada bidang perumahan. Investor masih mau membiayai proyek yang ada di Jambi, ini dilihat dari prospeknya, keamannya, dan fasilitas yang diberikan pemerintah seperti pengurusan izin.
Jika hanya mengandalkan dana dari perbakan yang ada di Jambi saja, jelas tidak akan mencukupi, makanya banyak dana dari luar Jambi yang masuk ke Jambi. \"Memang untuk saat ini yang paling mendominasi dibidang pertanian seperti perkebunan, dan perdagangan, namun kedepan perumahan dan konstruksi akan jadi lebih baik,\" tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: