Kisah-Kisah Menarik di Balik Layar Film Sepatu Dahlan (2)
Penolakan atas usaha itulah yang membuat orang tua gadis tersebut sangat kecewa. \"Saya jelaskan alasan sebenarnya. Bukan hanya karena rambut. Mereka mengerti sih, meski ya belum seratus persen,\" ucap Handa.
Kisah kedua terjadi ketika dirinya bersama Gayuh dan Putri berencana berangkat ke Jakarta pada 1 April lalu untuk menghadiri gala premiere.
Diantar Yudi, sopir sekolah, mereka meninggalkan Madiun tepat pukul 6 pagi menuju Bandara Juanda Surabaya. Jadwal pesawat yang akan membawa ketiganya terbang ke Jakarta adalah pukul 12.20. \"Biasanya empat jam sudah sampai di Surabaya,\" ungkapnya.
Namun, cerita tertulis lain. Perjalanan yang semula lancar ternyata tersendat di kawasan Sepanjang, Sidoarjo. Selama lebih dari sejam mobil hanya berjalan merambat. Handa memutuskan untuk menumpang ojek yang mangkal di daerah itu. Dengan mengendarai motor, dia berharap perjalanan bisa lebih cepat.
Jadilah dia menyewa dua ojek. Di motor pertama, Handa bersama Putri, sedangkan ojek satunya ditumpangi Gayuh. \"Satu ojek saya bayar seratus ribu. Pokoknya harus cepat,\" ungkapnya.
Sayangnya, meski tukang ojek sudah gas pol, ternyata kemacetan karena kampanye itu sulit ditembus. Ujung-ujungnya, mereka tertinggal pesawat.
\"Padahal, sesampai di bandara, kami sudah lari ke sana-kemari,\" kata ibu Lazuardi, Khaira, dan Fortunella tersebut. \"Melihat muka sedih anak-anak, saya nangis. Nggak tega,\" imbuhnya.
Tertinggal pemutaran perdana, mereka ternyata juga nyaris gagal menyaksikan premiere kedua di Surabaya (5/4). Dalam undangan yang dikirim, mereka diminta datang pukul 08.00. Tidak ingin kembali dihadang kemacetan, Handa memutuskan untuk berangkat pagi buta, sekitar pukul 03.00.
Mereka memang tidak terlambat. Bahkan, pukul 06.15 sudah tiba di depan Tunjungan Plaza, tempat penayangan film tersebut. Namun, karena tidak terbiasa dengan mal, melihat pintu belum dibuka, mereka hanya duduk menunggu di mobil.
\"Setiap setengah jam saya lihat pintunya juga belum dibuka-buka. Ya sudah, kembali lagi ke mobil,\" ungkap Handa.
Padahal, pukul 08.00, acara sudah dimulai. Undangan yang datang tinggal bilang kepada petugas sekuriti mal bahwa mereka akan menghadiri acara nonton bareng di XXI setempat. Pintu pasti dibuka dan diarahkan menuju lokasi. Handa sempat curiga saat itu karena melihat beberapa orang berhasil masuk. Namun, dia enggan bertanya.
Akhirnya, ketika jam operasi mal dimulai, tepatnya pukul 10.00, mereka bertiga masuk menuju bioskop. Sesampai di sana, Handa heran karena menemukan lobi bioskop yang lengang.
\"Setelah tanya sama petugas, saya diberi tahu bahwa semua sedang nonton. Setelah masuk bioskop, film sudah berjalan separo,\" cerita Handa lalu tersenyum simpul.
Ada suka, ada duka. Namun, Handa menganggap terlibat dalam Sepatu Dahlan merupakan pencapaian terbesarnya sebagai guru teater. Apalagi Gayuh dan Putri selalu menghibur lewat celotehan. Handa berusaha menunjukkan betapa cairnya hubungan guru-murid itu.
\"Yuh, kamu naksir Putri ndak\" Dia lho manis,\" tanya Handa kepada Gayuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: