Kerap Sakit Kepala, Waspada Tumor

Kerap Sakit Kepala, Waspada Tumor

DI era serba modern seperti saat ini, melakukan checkup kesehatan secara menyeluruh dan rutin merupakan hal wajib. Tidak jarang, pasien baru sadar ketika tingkat keparahan penyakit semisal kanker telah mencapai stadium akhir.

Sebelum terlambat, pelajarilah beberapa indikasi untuk menentukan telah  menderita gejala tumor otak atau tidak. Gejala tumor otak umumnya tidak mudah terdeteksi karena target serangan tumor berada di otak, yakni organ yang tidak terlihat dari luar.

Tumor otak juga sering muncul karena adanya penyakit di salah satu bagian tubuh manusia yang tidak segera mendapat perawatan. Dokter ahli saraf Dr Setyo Widi Nugroho SpBS (K) menuturkan, gejala yang paling sering dirasakan pasien penderita tumor otak adalah sakit kepala yang terus-menerus (kronis).

Sakit kepala tersebut semakin memberat seiring dengan berjalannya waktu (progresif). ’’Sakit kepala yang diderita biasanya diikuti muntah yang sifatnya menyemprot atau proyektil. Lalu, saat diperiksa dengan cara khusus, bisa didapatkan gambaran pembengkakan saraf mata,’’ ungkapnya.

Gejala lain yang dirasakan penderita tumor otak adalah pelemahan fungsi tubuh yang bisa mengakibatkan kelumpuhan, gangguan daya penglihatan, gangguan bicara, hingga terjadinya penurunan kesadaran atau koma.

Fungsi kaki  dan tangan yang melemah hingga lumpuh terjadi bila tumor terletak di otak yang mengatur gerakan tangan dan kaki. Jika tumor yang berkembang terletak di daerah pusat bicara otak, penderita akan mengalami gangguan bicara.

Mantan ketua Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) itu menerangkan, ada satu jenis tumor yang memiliki ciri yang khas, yaitu tumor pada pusat hormon pertumbuhan di otak. Biasanya, pasien yang menderita  penyakit tersebut mengalami tumbuh berlebihan (gigantisme).

Jari-jari tangan dan kaki memanjang sekaligus besar (acromegaly). Selain itu, ditemui pula kondisi wajah pasien yang melebar dan membesar. Widi mengungkapkan, hingga kini, belum didapatkan penyebab pasti timbulnya tumor   otak tersebut.

Beberapa penelitian memperkirakan, penyakit itu disebabkan terganggunya keseimbangan beberapa sel. Yakni, gen yang mengatur pembelahan sel dan gen mengatur berhenti pembelahan sel. Selanjutnya, kondisi itu membuat sel tumbuh dengan tidak terkontrol.

Ada dua jenis tumor otak yang dilihat dari asal pertumbuhan sel. Tumor otak primer berasal dari sel-sel otak, sedangkan tumor otak sekunder terletak di otak tetapi bukan berasal dari sel otak. Tumor otak sekunder atau metastase merupakan penyebaran dari gangguan kesehatan yang terjadi pada organ lain di tubuh seperti paru-paru atau prostat.

Umumnya, gejala tumor otak pada anak dan orang dewasa memiliki kesamaan ciri. Meski begitu, menurut dokter spesialis penyakit dalam Dr Cosphiadi Irawan SpPD-KHOM, tumor otak sangat jarang terjadi pada anak-anak.    

Tumor otak umumnya terjadi pada orang dewasa atau yang berusia lebih dari 50 tahun. Dalam beberapa kasus penyakit tumor otak di RSCM, penderita termuda berusia sekitar 25 tahun. Cosphiadi menjelaskan, pasien yang datang ke RS biasanya telah mengalami gejala tumor otak menahun.

Jadi, mereka merasakan sakit kepala atau gejala lain secara terus-menerus. Akibatnya, saat melaksanakan tes laboratorium, pasien mengalami tumor dalam kondisi yang harus segera ditangani dengan operasi.

’’Pasien yang berobat ke RS untuk mengetahui penyakitnya seringkali berada pada tahap tumor yang ganas,’’ ucapnya. Karena itu, yang perlu diperhatikan bila sudah mengalami gejala awal adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: