Ryan Aditya Moniaga, Siswa SMA Kanisius Jakarta, Peraih Nilai Tertinggi Unas

 Ryan Aditya Moniaga, Siswa SMA Kanisius Jakarta, Peraih Nilai Tertinggi Unas

 Jadwal belajar Ryan mulai pukul 19.00 hingga pukul 23.00. Tapi, selama empat jam itu, dia tidak terus belajar nonstop. Sesekali dia berhenti untuk istirahat, nonton TV, atau aktivitas lain sebagai penyimbang. \"Biar tidak stres,\" ungkap sulung dua bersaudara itu.

 Berbekal pengetahuan yang diserap setiap hari itulah, Ryan mengaku relatif tidak pernah mengalami kesulitan menjawab soal-soal latihan yang dikerjakan saat persiapan menghadapi unas. Dia paling suka mengerjakan soal-soal matematika, pelajaran favoritnya.

 \"Kuncinya ya itu, saya banyak mengerjakan soal latihan ujian hampir setiap hari,\" tuturnya.

 Pola belajar Ryan menjelang unas lalu sebenarnya tidak banyak berbeda dengan jadwal belajar reguler setiap hari. Bedanya, ketika pelaksanaan unas sudah dekat, dia mengurangi jadwal istirahat di sela-sela belajar. Yakni, dari semula selama 30 menit menjadi 15 menit atau 10 menit.

 Selain matematika dan fisika, pada detik-detik menjelang hari H, dia juga menggenjot empat pelajaran lain yang diujikan, yakni kimia, biologi, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris. Polanya sama, memperbanyak mengerjakan soal-soal.

 Hal semacam diterapkan pihak sekolah dengan mengadakan tryout berkali-kali sejak November 2013. Dengan cara begitu, diharapkan para siswa bisa lebih siap mengerjakan soal-soal yang diujikan. Soal-soal yang dijadikan bahan tryout diambilkan dari materi unas beberapa tahun sebelumnya.

 \"Soal-soal itu kemudian dibahas dan dipecahkan bersama-sama, terutama yang sulit-sulit,\" papar Ryan yang juga memperbanyak kegiatan belajar kelompok pada hari-hari menjelang unas.

 \"Dengan belajar kelompok, soal yang sulit jadi mudah. Sebab, soal itu dikerjakan ramai-ramai sampai ketemu jawabannya,\" tambahnya.

 Yang juga dipegang teguh oleh Ryan sebagai siswa adalah kejujuran. Di sekolahnya, kejujuran merupakan yang utama. \"(Kejujuran) itu telah menjadi slogan sekolah. Be honest, jadilah jujur,\" kata siswa yang tengah menunggu pengumuman kelulusan SNM PTN (seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri) di ITB Bandung itu.

 Kepala SMA Kanisius J. Heru Hendarto membenarkan bahwa kejujuran menjadi nomor satu di sekolah. \"Kejujuran sudah menjadi budaya di tempat kami,\" kata pendidik yang akrab dipanggil Romo Heru itu.

 Penerapannya pun keras dan tegas. Terhadap siswa yang ketahuan tidak jujur atau menyontek saat ulangan harian, ujian sekolah, maupun unas, pihak sekolah tidak segan-segan mengeluarkannya.

 \"Saya yakin para siswa jujur. Sebab, sekali ketahuan tidak jujur, langsung out. Tidak hanya saat unas, tetapi juga saat ujian-ujian internal sekolah\" tegasnya.

 Berkat kejujuran yang ditanamkan itu, tahun ini siswa kelas III SMA Kanisius yang berjumlah 212 orang lulus 100 persen. Bahkan, salah seorang siswa, Ryan Aditya Moniaga, meraih nilai tertinggi unas bidang IPA se-Indonesia.

 Hanya, Romo Heru belum bersedia menyebutkan secara terperinci nilai yang diraih Ryan. Dia hanya mengungkapkan, dari enam mata pelajaran yang diujikan, Ryan meraih nilai angka sempurna (10) untuk fisika dan 9,75 untuk matematika.

 \"Yang lain nanti saja pas pengumuman sekolah. Biar jadi surprise buat Ryan. Pokoknya, tidak ada yang di bawah 9,5,\" tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: