Kuasai Dua Bahasa Asing, Singkirkan Ratusan Ribu Pelamar
Vidyah Payapo al Qadry, Volunter Piala Dunia Satu-satunya dari Indonesia
Timnas Indonesia tidak lolos ke Piala Dunia 2014 di Brasil, 13 Juni\"13 Juli mendatang. Namun, Indonesia \"sukses\" meloloskan Vidyah Payapo al Qadry sebagai satu-satunya volunter yang akan bertugas selama berlangsungnya pesta sepak bola terakbar tersebut.
MUHAMMAD AMJAD, Jakarta
Hati Vidyah Payapo al Qadry begitu bungah setelah 24 April lalu mendapat e-mail istimewa. Rasa bahagia bercampur haru menjadi satu.
Ya, e-mail itu datang dari panitia Piala Dunia 2014. Isinya mengonfirmasi dan mengumumkan bahwa gadis 23 tahun itu dinyatakan lolos seleksi rekrutmen relawan (volunter) event sepak bola empat tahunan tersebut. Hebatnya, dia menjadi orang pertama dan satu-satunya dari Indonesia yang terlibat dalam ajang itu.
\"Terus terang, saya nunggunya cukup lama. Karena itu, begitu dapat e-mail dari panitia Piala Dunia, hati saya langsung deg-degan. Dan benar, isinya sangat mengejutkan. Saya sampai tidak bisa berbicara apa-apa,\" ungkap Vidyah saat ditemui di sebuah pusat jajanan di Jakarta Selatan, Kamis (29/5).
Meski \"hanya\" menjadi volunter, perjuangan Vidyah untuk mendapat kesempatan itu pantas diacungi jempol. Betapa tidak, dia harus berkompetisi melawan 152 ribu orang dari seluruh dunia untuk memperoleh tiket itu. Prosesnya pun tidak gampang. Dia mesti mengisi aplikasi yang disediakan panitia dan menjawabnya dengan tepat. Bahasa Inggris-nya pun harus bagus.
\"Saya seneng banget. Apalagi saya satu-satunya dari Indonesia. Betapa bangganya saya,\" tuturnya.
Dari 152 ribu pelamar, panitia memilih 15 ribu relawan dari berbagai negara. Seorang di antaranya adalah Vidyah.
Bagi Vidyah, lolos seleksi ke Brasil itu bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Sebab, sejak kecil dia sangat ingin berkunjung ke negara di Amerika Latin itu. Meski perempuan, dia termasuk gibol (gila bola) dan fans berat tim Samba \"julukan timnas Brasil.
\"Mungkin karena kondisi negaranya tak jauh berbeda dengan kita yang sedang berkembang, jadi terasa cocok,\" katanya.
Vidyah mengikuti seleksi volunter Piala Dunia 2014 pada September 2013. Awalnya dia hanya iseng dengan mencari informasi via internet. Sebab, sebelumnya dia sukses menjadi volunter sebuah acara internasional di Bali berkat iseng juga.
\"Acara di Bali itu sebelumnya memang mencari volunter melalui internet. Dari situlah saya kembali iseng mencari tahu apakah Piala Dunia di Brasil juga mencari volunter. Ternyata benar. Saya pun langsung mendaftar,\" papar pemilik akun Twitter @vidyahpooh tersebut.
Seleksi itu berlangsung dalam beberapa gelombang dan dimulai pada 2012. Vidyah mengikuti seleksi gelombang terakhir pada September 2013. Sebulan kemudian, dia mendapat pemberitahuan telah lolos seleksi administratif melalui aplikasi yang dikirimkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: