2015, PNS Kota Dapat TKD
Soal PAD, kalau dilaksanakan baik dan benar, pasti hasilnya baik. seperti contohnya parkir, pada 2013m, jumlah motor diangka 346 ribu mendekati 400 ribu. Mobil tercatat 2013 sampai 50 ribu. Anggap lah, satu bulan untuk parkir motor saja, orang musti mengeluarkan seribu per hari, satu bulan menjadi Rp 30 ribu. Kalau dikalikan saja 1 tahun bisa mengeluarkan Rp 360 ribu. Kalau kita tarik saja setiap tahun ketika perpanjangan pajak Rp 150 ribu saja, dikalikan jumlah kendaraan, bayangkan sudah bisa sampai berapa. Lalu mobil juga satu hari sekali parkir Rp 2 ribu. Dikalikan sebulan kan sampai dan jumlah mobil. Bisa sampai Rp 75 M yang kita terima dari parkir ini saja. Namun selama ini kebocoran sangat tinggi. Kita hanya menerima PAD dari sektor parkir Rp 3 – 4 Miliar per tahun
Soal parkir liar bagaimana?
Masalah parkir memang tingkat kebocorannya paling besar dan pendapatan minim. Kami benahi dulu. Adanya barier gate memang pendapatan naik 2 kali lipat. Namun ada keluhan, kalau ada petugas minta uang lagi di dalam pasar, ya jangan berikan lagi, karena itu tidak dibolehkan kecuali niatnya mau sedekah. Sejauh ini, ada 146 titik parkir liar di Kota Jambi.
Parkir liar di depan WTC dulunya pernah ditertibkan, namun sekarang kembali marak. Apakah memang sengaja ada pembiaran?
Untuk di depan WTC, fokusnya adalah menertibkan terminal bayangan. Disana sekarang dibagi 4 jalur. Nah kita tetap adakan parkir di depan karena belum ada lokasi permanen. Depan WTC akan diberlakukan parkir satu lapis nantinya. Namun untuk terminal bayangan tak ada lagi. Dinas Perhubungan kita juga kesulitan karena kekurangan personil. Butuh 100 persen lagi penambahan pegawai. Makanya ada kebijakan jalan satu arah dan beberapa lainnya tak optimal. Makanya Dishub diminta ajukan tenaga kontrak memenuhi kekurangan.
Lantas Soal PBB?
Soal PBB, kami ajak Dispenda hitung-hitunyan. Luas Kota Jambi ini 17 ribu hektar. 60 persen punya masyarakat dan setengahnya saja bayar pajak. Nah, PBB terendah itu Rp 20 ribu, kali sejuta saja bisa 1, 2 T. Belum pajak bangunannya. Tapi yang kita terima tiap tahun hanya Rp 40 miliar. Memang banyak potensi yang terlewatkan dan terjadi kebocoran. Selain itu, di rumah makan banyak juga yang tak mungut pajak, ada yang dipungut namun tak disetorkan.
Bagaimana gambaran peningkatan PAD Kota Jambi selama bapak memimpin?
Peningkatan PAD terjadi memang cukup besar. Pada APBD Murni saja, PAD kita mencapai Rp 138 M, nah sampai September, PAD kita sudah mencapai Rp 195 M. Namun resiko PAD yang melonjak tajam, DAU kami dipotong pusat menjadi Rp 7 M. Ternyata lonjakan PAD yang terlalu tajam tak boleh juga. Jadi serba salah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: