>

Penderita Ispa 40 Persen Balita

Penderita Ispa 40 Persen Balita

‘‘Pemda harus buat shelter. Di sana, dipasang air purifier, kelembaban udara dijaga dan meminimalisir asap yang masuk,’‘ tuturnya.

Upaya promotif prefentif juga menjadi salah satu konsen Kemenkes dalam menanggulangi bencana asap ini. Kemenkes akan membuat film edukasi soal promosi kesehatan tentang hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak asap. Film ini akan ditayangkan di seluruh stasiun televisi lokal dan TVRI.

Selain itu, Menkes akan berkirim surat edaran pada seluruh pemerintah daerah dan provinsi terkait kewajiban meliburkan siswa sekolah. Dalam surat tersebut, Kemenkes bertugas melakukan pengawasan indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang kemudian ditindaklanjuti oleh daerah. Ketentuannya, ISPU diatas 50 maka bayi tidak direkomendasikan keluar rumah, diatas 200 atau level tidak sehat tentu beresiko bagi anak dibawah 12 tahun dan kelompok rentan. Oleh karenanya, aktivitas belajar mengajar di sekolah untuk SD dan SMP diliburkan. Sementara, diatas 300, pelajar SMA dan universitas wajib dirumahkan dan diatas 400, masyarakat tidak boleh beraktifitas di luar rumah. ‘‘Di atas 400 sudah gak boleh sekolah, kemendikbud harus lihat ini (ISPU) untuk acuan,’‘ tegasnya.

Mendikbud Anies Baswedan ikut memantau perkembangan kabut asap di Sumatera. Dengan perkembangan terkini, dia mengakui bakal semakin banyak sekolah yang harus terpapar asap. Selain itu masa libur juga bakal semakin lama. Namun dia mengatakan belum mendapat laporan detail jumlah sekolah yang diliburkan.

Anies mengatakan penanganan secara teknis sekolah yang terkena asap ada di pemda masing-masing. \"Tapi kami keluarkan kebijakan supaya siswa tidak sampai menanggung rugi dua kali,\" katanya. Anies mengatakan siswa selama ini sudah menanggung kerugian kesehatan akibat kabut asap. Dia tidak ingin siswa kembali menanggung kerugian ketertinggalan materi pelajaran.

Anies juga meminta para siswa dan guru tidak perlu mencemaskan soal Unas. Sebab Kemendikbud memastikan materi ujian bagi anak sekolah korban asap akan disesuaikan dengan jumlah ketertinggalan materi pelajaran yang ada. Skenario tersebut, kata Anies sudah disosialisasikan ke Dinas Pendidikan setempat.

Dengan semakin tebalnya kabut asap, Anies mengingatkan anak-anak supaya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Dia mengatakan bahwa inti dari meliburkan siswa adalah, supaya mereka tidak berada di luar rumah. \"Jika sudah diliburkan, siswa tetap bermain di luar rumah, sama saja menghirup asap,\" katanya.

Sementara itu, Mendagri Tjahjo Kumolo kemarin angkat bicara soal langkah pemerintah untuk mencegah bencana asap terulang. Hasil evaluasi pihaknya, pemerintah daerah belum bisa optimal dalam pencegahan dini kebakaran hutan. Idealnya, begitu muncul sedikit harus langsung dipadamkan. Gerak cepat pemda dalam menetapkan bencana juga diperlukan agar bantuan dari pusat bisa segera turun.

Tjahjo menuturkan, pihaknya mendapati 11,7 juta hektare lahan gambut yang seharusnya tidak boleh diberikan pengelolaannya ke pihak ketiga, justru diberikan.

‘‘Kepala daerah harus tegas. Perusahaan ini, apapun perusahaannya, harus dicabut izinnya dan lahannya (gambut) dikembalikan kepada daerah,’‘ tuturnya di Jakarta kemarin.

Faktor penyebab lainnya tentu saja pembiaran, permainan, dan aksi pembakaran secara sengaja oleh pihak tertentu. Karena itu, pihaknya bakal menyiapkan arahan bagi pemda untuk bisa mencegah kebakaran hutan. Jugabentuk penanganannya apabila terlanjur terjadi sejak kebakarannya masih kecil.

Siapkan Pengungsian Warga Riau dan Jambi

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumbar menyiapkan tempat evakuasi bagi warga provinsi tetangga, yakni Jambi dan Riau di Sumbar. Direktur Walhi Sumbar Uslaini menyebutkan, gerakan solidaritas ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap nasib warga Jambi dan Riau yang terpapar parahnya kondisi kabut asap di daerah tersebut. \"Tempat evakuasinya adalah yang aman atau kabutnya tidak begitu parah, seperti di Kota Padang,\" katanya.

Warga yang diprioritaskan untuk evakuasi tanpa biaya itu adalah, kelompok rentan, seperti anak-anak dan ibu hamil. Udara di Riau dan Jambi dinilai tidak memungkinkan lagi bagi kelompok rentan itu bertahan. \"Bagi keluarga yang mempunyai anak serta wanita hamil dan menyusui, yang butuh tempat mengungsi, kami akan berusaha mencari tempat. Bisa hubungi kami di nomor 081374342663,\" ujar Uslaini.

Saat ini, katanya sudah tersedia kantor bersama AJI Padang, LBH Pers Padang, dan Lembaga Antikorupsi Integritas untuk tempat mengungsi korban kabut asap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: