>

Penderita Ispa 40 Persen Balita

Penderita Ispa 40 Persen Balita

”Seharusnya pemerintah sudah harus memikirkan Strategi Evakuasi untuk balita, ibu hamil dan lansia. Mereka yang paling rentan dengan kondisi asap pekat ini,” Katanya.

Dijelaskannya, pada forum-forum rapat pemerintah sejak satu bulan lalu, dirinya sudah menyampaikan hal tersebut, tetapi tanggapan dari pemerintah daerah, responnya beda, bahwa yang terbayang oleh mereka, strategi evakuasi itu adalah memindahkan penduduk ke tempat lain, dan menurut mereka itu tidak mungkin. Padahal fase evakuasi terhadap kelopok-kelompok rentan, maka harus disiapkan rumah khusus dan aman, dimana di dalam rumah itu disiapkan kipas angin pembuang asap, alat-alat kesehatan dan sebagainya. Walaupun tidak menggunakan rumah yang ada, bisa menggunakan fasilitas umum seperti kantor Desa, SD.

”Jadi mereka bisa terpantau dan bisa dipisahkan. Pemerintah sepertinya abai betul,” ungkapnya.

Kondisi saat ini sangat rawan, dimana sudah tuga bulan lebih warga tidak menghirup udara sehat, sehingga kemampuan manusia bertahan sudah mulai berkurang. Kematian diberbagai tempat, seperti di Kalimantan, Palembang, Riau, Jambi akibat asap, sebenarnya sudah Isyarat, bahwa sudah saatnya memikirkan nyawa manusia.

”Kondisi sekarang ini, udara bersih yang bisa kita hiru hanya 5-10 persen, hanya kita saja tidak menyadari. Contoh, ada orang yang baru datang ke Jambi, itu langsung pusing kepalanya saat menghirup udara Jambi,” pungkasnya.

Data Dari Satgas Penanggulangan  Bencana Asap Provinsi Jambi, bahwa ISPU masih dikategori sangat tidak sehat yakni diangka 268 dan jarak pandang hanya di bawah 500 meter.

Imam Syafei, Satgas Penerangan, Posko Tanggap Darurat Bencana Asap Provinsi Jambi, kemarin mengatakan, titik api hanya ada terpantau 1, namun itu sudah dipadamkan. Dijelaskannya, pihak Satgas terus melakukan pendinginan lahan gambut yang masih mengeluarkan asap. Selain itu, kata dia, pihaknya sedang berupaya membuat kanal blok di lahan-lahan yang masih mengeluarkan asap, terutama lahan gambut.

”Kita sudah kumpulkan pihak perusahaan  perkebunan, dan mengintruksikan membangun kanal blok, setelah itu, mereka diwajibkan memberikan peta, agar kita bisa melihat daerah mana saja yang sudah dibikin kanal,” pungkasnya.

Evakuasi Warga Terdampak

Dari Jakarta, asap yang terus menyelimuti wilayah Sumatera dan Kalimantan diprediksi akan berlangsung hingga lima pekan ke depan. Sehingga, pemerintah pun mewacanakan untuk mengevakuasi masyarakat yang rentan terpapar asap.

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan menyebutkan bahwa pemadaman api di wilayah Sumatera dan Kalimantan tidak bisa dipadamkan hanya melalui water boombing pesawat. ‘‘Apalagi kebakaran saat ini sudah mencapai kedalaman 5-10 meter sendiri. Perlu hujan dengan intensitas tinggi dan berhari-hari,’‘ imbuhnya.

 

Kondisi ini mendesak pemerintah untuk segera melakukan evakuasi masyarakat. Khususnya bagi daerah yang memiliki indeks standar pencemaran udara (ISPU) yang melebihi ambang batas. ‘‘Penanganan harus lebih massif berfokus pada evakuasi kemanusiaan,’‘ tutur Luhut. Pihaknya, akan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada untuk meminimalisir dampak paparan asap.

 

Terdapat tiga tahap dalam evakuasi kemanusiaan. Yakni, evakuasi dilakukan masih di daerah tersebut, namun mencari lokasi yang ISPU berada di batas normal. Nantinya, berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait data ISPU yang menjadi batas aman dan normal untuk kondisi evakuasi. Kedua, prioritas evakuasi warga yang terpapar adalah anak-anak. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: