Sepekan Dana Keluar Rp 1,59 T
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) akhir pekan berhasil menguat 0,238 persen ke level 4.472,838. Setali tiga uang, indeks kelompok 45 saham unggulan (LQ45) juga menanjak 0,47 persen ke 762,89. Meski begitu, sepanjang pekan ini bursa saham Indonesia turun 2,05 persen seiring aksi jual investor asing.
Sepanjang pekan ini, capital outflow dari hasil penjualan bersih investor asing di pasar saham mencapai Rp 1,59 triliun. Khusus pada perdagangan kemarin, investor asing mencatatkan penjualan bersih Rp 76,8 miliar. Secara kumulatif, sejak awal tahun sampai penutupan perdagangan kemarin, penjualan bersih investor asing tembus Rp 19,512 triliun.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyebutkan, rasa khawatir pengaruh negatif dari kenaikan suku bunga yang akan dilakukan Bank Sentral AS (The Fed) kembali mencuat. Bukan hanya di pasar saham Indonesia, tetapi juga secara global.
\'Pernyataan Janet Yellen (gubernur The Fed) semalam (13/11) bahwa The Fed masih percaya diri untuk menaikkan suku bunga pada Desember membuat indeks Dow Jones terkoreksi 254,15 poin (1,44 persen),\' ungkapnya.
Akibatnya, bursa saham Asia kemarin tertekan di zona merah. Indeks Hang Seng anjlok 2,51 persen, indeks komposit Shanghai tergerus 1,43 persen, indeks Straits Times drop 1,13 persen, dan indeks Nikkei 225 berkurang 0,51 persen. IHSG terselamatkan dari koreksi karena saham-saham berkapitalisasi besar berhasil menguat. Padahal, jumlah saham yang berhasil menguat hanya 92 saham. Sebaliknya, 163 saham turun dan 267 stagnan.
Pada Kamis (12/11), IHSG sudah menunjukkan sinyal negatif karena gagal ditutup di atas resistance 4.463. Ditambah sentimen negatif global, terbuka posisi IHSG sedang berada dalam tren turun dengan potensi koreksi hingga kisaran 4.350. Terutama jika level support di 4.450 gagal dipertahankan. Beruntung, level penutupan berada di atas itu. \'Posisi net buy (beli bersih) asing untuk jangka pendek sebenarnya sudah tidak banyak. Seberapa lama kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed ini bakal mereda, sepertinya sulit diprediksi,\' ucapnya.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya melihat besarnya aksi jual investor asing secara konsisten dalam pekan ini sebagai salah satu rangkaian proses rights issue PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) senilai Rp 20 triliun. \'Kalau lihat nilainya kan sepertinya bertahap. Jadi, sepertinya masih ada rangkaian itu,\' jelasnya.
Manajemen HMSP menyebut rights issue dalam rangka memenuhi persyaratan jumlah saham beredar (free float) oleh BEI sangat diminati investor. Terutama investor asing dan tercatat berasal dari Hongkong, Singapura, London, Boston, San Francisco, dan New York. Pemegang saham mayoritas, yaitu Philip Morris, melepas sebagian saham agar jumlah beredar minimal 7,5 persen.
(gen/c15/oki)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: