300 Jembatan Gantung di 2018
JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 300 unit jembatan gantung di akwasan pedesaaan. Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menjelaskan, hingga saat ini masih banyak desa yang belum terhubung satu sama lain. Hal tersebut berdampak pada tersendatnya berbagai akses. Termasuk akses pendidikan dan informasi.
”Akses jalan untuk pemasaran hasil pertanian dan barang/jasa yang dibutuhkan utnuk kehidupan mereka sehari-hari juga terhambat,” tuturnya kepada Jawa Pos kemarin (11/1).
Untuk menghilangkan hambatan tersebut, Badan Litbang Kementerian PUPR mengembangkan teknologi jembatan gantung yang diberi nama Judesa (Jembatan untuk Desa Asimetris). Judesa merupakan salah satu terobosan untuk meningkatkan konektivitas antar-desa, yang pada gilirannya akan mendorong perkembangan ekonomi pedesaan.
Dengan Judesa, dapat menghubungkan antar-desa atau kawasan terpencil yang dipisahkan oleh kondisi alam yang seperti sungai, lereng, bukit, ataupun jurang. Judesa adalah jembatan gantung untuk pejalan kaki ataupun pesepeda motor di pedesaan dengan biaya murah dan pelaksanaan pembangunannya melibatkan masyarakat setempat.
”Pembangunannya diharapkan dapat membantu menghilangkan hambatan masyarakat pedesaan untuk mendapatkan akses pendidikan, informasi, pemasaran hasil pertanian, dan barang/ jasa yang dibutuhkan untuk kehidupan mereka sehari-hari,” kata Endra.
Judesa mampu mengakomodasi bentang 30 hingga 120 meter dan memiliki tipe asimetris atau menggunakan satu pilon. Penggunaan satu pilon dimaksudkan untuk mengurangi biaya material struktur jembatan dan memberikan kemudahan dalam pembangunan. Pelaksanaan konstruksinya membutuhkan waktu sekitar 120 hari.
Endra menjelaskan, Judesa memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya sangat pas untuk diterapkan di kawasan terpencil. Yaitu fleksibel dan ekonomis. Keunggulan tersebut antara lain ialah materialnya merupakan prefabrikasi sehingga dapat disiapkan untuk dikirim ke lokasi. Kemudian sistem jembatan modular yang memberikan kemudahan pembangunan dengan swadaya masyarakat.
”Metode konstruksi Judesa satu arah/dari satu sisi sungai sehingga cocok untuk membuka jalur perintis dan mengurai pengangkutan material menyebrangi sungai,” ungkapnya.
Balitbang Kementerian PUPR melalui Pusat Litbang Kebijakan dan Penerapan Teknologi telah melaksanakan uji coba sejak 2015 di Desa Cihawuk dan Desa Cibeureum, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada 2017 dilakukan replikasi perdana yang berlokasi di Desa Siru dan Desa Wae Wako, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dua desa tersebut sebelumnya dipisahkan oleh Sungai Wae Laci. Kini, keduanya telah terhubung dengan adanya Judesa sepanjang 62 meter. Biaya yang diperlukan untuk membangun Judesa di Kabupaten Manggarai tersebut adalah Rp 1,5 miliar. Dengan jembatan tersebut, masyarakat hanya perlu menempuh perjalanan 5 kilometer. Sebelumnya, mereka harus berjalan memutar hingga 15 kilometer.
(and)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: