>

Aher Berhasil Dongkrak Sektor Pendidikan di Jawa Barat

Aher Berhasil Dongkrak Sektor Pendidikan di Jawa Barat

Kunjungan ke Jambi, Menjadi Khatib dan Imam hingga Silahturahmi dengan Penduduk Jambi Asal Jawa Barat

JAMBI – Keberhasilan Gubernur Jawa Barat, Dr (HC) H Ahmad Heryawan Lc MSi atau lebih dikenal Kang Aher dalam memajukan Provinsi Jawa Barat tidak main-main. Tenang tapi pasti, Aher akhirnya berhasil mendongkrak sektor pendidikan di Provinsi Jawa Barat, selain mengembangkan sektor lainnya. Ini diketahui dalam kunjungan ke Graha Pena Jambi Ekspres Jumat (19/1) lalu.

“Saya ke Jambi dalam rangka silahturahmi dengan Forum Komunikasi Masyarakat Jambi asal Jawa Barat. Sebelumnya saya juga menjadi imam dan khatib di Masjid Agung Al Falah. Mudah-mudahan saya diberikan keberkahan bukan hanya di Jawa Barat tapi juga di Jambi, yang telah menjadi saksi keimanan saya dimata Allah SWT, termasuk saya juga memberikan kuliah umum di STSIP Nurdin Hamzah,” ujarnya.

Aher menuturkan selama hampir dua periode kepempiminannya, telah berhasil melakukan penambahan enam Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pada 2014 lalu, Universitas Siliwangi (Unsil) di Tasikmalaya dan Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) resmi berstatus PTN. Lalu terhitung 2016, terdapat tiga PTN yang menyelenggarakan PSDKU, yakni Unpad yang membuka kampus di Pangandaran, ITB di Cirebon, dan IPB di Sukabumi.

“Saya dari kampung, satu angkatan dikampung saya tidak ada, hanya saya sendiri yang sekolah, tidak punya teman angkatan. Karena dikampung, sayalah yang pertama kali bersekolah. Setelah saya bersekolah, barulah yang lain ikut bersekolah,” terangnya.

Sebelum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, dirinya memiliki yayasan yang mengelola sebanyak 200 anak yatim. Ternyata untuk membiayai pendidikan ke 200 anak yatim piatu ini bukanlah perkara mudah, karena tiap bulan dirinya harus memikirkan uang SPP anak-anak yatim tersebut. Terlebih kala itu belum ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Inilah yang menjadi cambuk dirinya, setelah memimpin Jawa Barat untuk menggratiskan biaya pendidikan ditingkat SD hingga SMA/SMK. 2008 awal dirinya menjabat sebagai gubernur, dan ditahun 2009 dia langsung menganggarkan BOS Provinsi yang nantinya diperuntukan bagi SD, SMP, SMA/SMK di Provinsi Jawa Barat.

“Sebanyak 7,6 juta siswa mulai dari SD hingga SMA/SMK di Jawa Barat digratiskan biaya pendidikan. Termasuk juga untuk mahasiswa yang mengambil jurusan Fakultas Kedokteran di Universitas Padjajaran (Unpad, red),” urainya.

“Saya semangat menggratiskan pendidikan, karena korelasi antara daya beli terhadap pendidikan dan kesehatan sangat berpengaruh. Daya beli terhadap pendidikan mencapai 94 persen, dan daya beli terhadap pendidikan dan kesehatan melonjak menjadi 98 persen. Ini kan berpengaruh untuk kesejahteraan suatu bangsa dan saya menyakini hal tersebut,” terangnya.

Sedangkan, alasan penggratisan kuliah di Fakultas Kedokteran Unpad karena penyebarluasan dokter di Provinsi Jawa Barat yang tidak merata. Dokter-dokter lebih banyak bertugas di Kota dibandingkan di pelosok Desa. Bahkan sebelumnya, masih ada Kecamatan yang tidak memiliki tenaga dokter.

“Lalu kami dari Pemda malakukan kerjasama dengan rektor Unpad agar biaya kuliah mahasiswa Fakultas Kedokteran digratiskan, akhirnya berjalan. Kami mulai merekrut calon mahasiswa dari Kecamatan, dan kami buatkan perjanjian, setelah lulus harus mengabdi dikecamatan-kecamatan mahasiswa tersebut. Ketidakmerataan dokter juga terjadi pada profesi guru, kita lihat guru terbaik lebih banyak terdapat di Kota dibandingkan Kabupaten, dan ini juga telah kami siasati, termauk tenaga bidan, kesehatan ibu dan anak kan bergantung kepada bidan,” paparnya.

Berpindahnya kewenangan SMA/SMK ke tangan Provinsi, banyak dikeluhkan beberapa gubernur Provinsi lain, tapi tidak bagi dirinya. Dengan adanya pelimpahan kewenangan ini membuatnya bergembira, karena ini merupakan kesempatan dirinya untuk berbuat lebih baik lagi kepada SMA/SMK yang belum memiliki gedung sekolah. Selain itu, dirinya membuat gebrakan berupa Sekolah Terbuka yang berstatus negeri dan berada dibawah kewenangan Provinsi, yang juga memiliki dana BOS.

“Sekolah ini belajar tidak terlalu intensif karena mirip home schooling tapi lebih resmi karena berstatus negeri, semua mata pelajaran yang disampaikan dengan gaya yang berbeda, Sekolah Terbuka yang ada di Jawa Barat ini, bahkan jumlah siswanya mencapai 36 ribu siswa. Untuk membahgaikan guru, kita berikan tambahan penghasilan berupa uang makan,” katanya.

Diceritakannya, seperti yang terjadi pada negara Jepang dalam Perang Dunia (PD) II, yang porak poranda, setelah setelah dijatuhkannya bom atom hingga akhirnya Jepang menyerah kepada sekutu. Kala kejadian itu Kaisar Jepang Hirohito pingsan tak sadarkan diri. Namun setelah tersadar dan negerinya telah hancur, yang pertama kali ditanyakan Kaisar adalah berapa jumlah guru yang selamat. Tujuannya adalah untuk kembali membangun Jepang melalui sektor pendidikan.

“Tidak mungkin ada Sumber Daya Manusia (SDM, red) yang hebat, tanpa dunia pendidikan yang bagus serta guru yang hebat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: