>

Usai Disuntik Vaksin Covid-19, 22 Orang Ini Alami Berbagai Macam Gejala

Usai Disuntik Vaksin Covid-19, 22 Orang Ini Alami Berbagai Macam Gejala

SURABAYA— Sebanyak 22 orang mengalami berbagai gejala usai disuntik vaksin Covid-19 di Surabaya. Mulai gejala merah di tempat vaksin, gatal-gatal, demam dan muntah-muntah. Plt Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana menyebut, dalam vaksinasi COVID-19 di Surabaya, ada 22 kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).

“Kita ada 22 kejadian. Itu 7 merah di tempat vaksin, 5 gatal-gatal, jadi yang demam 1. Yang muntah-muntah cuman 1 dan gak ada yang KIPI berat, semu KIPI ringan,” kata Whisnu pada wartawan, Jumat (22/1/2021).

 

Whisnu menambahkan, vaksinasi COVID-19 untuk tenaga kesehatan di Surabaya ditargetkan selesai akhir bulan. Dari laporan terakhir ada 3.327 nakes yang sudah menerima vaksin COVID-19.

Penentuan nakes yang akan divaksinasi pun tidak lagi menunggu SMS blast dari pemerintah pusat. Sehingga akan lebih cepat karena pemkot sudah siap data sejak awal.

“Kalau di Surabaya dari kemarin keputusan pusat seperti itu. Alhamdulillah sampai hari ini tidak ada problem artinya tenaga kesehatan di RS sudah bisa divaksin, karena sudah pakai sistem lokal kan, tidak lagi menunggu SMS blast dari pusat,” jelasnya.

Whisnu memastikan, sebanyak 111 faskes sudah siap memenuhi target waktu vaksinasi. Ia merinci, 25 RS kecil menargetkan bisa menuntaskan vaksinasi 5 hari, sejak tanggal 21 sampai 26 Januari. Kemudian ada 23 RS besar yang butuh 10 hari ke depan atau ditarget tuntas pada 31 Januari.

Untuk fasyankes Puskesmas sudah selesai semua. Kini Puskesmas tinggal memberi vaksin ke nakes dari klinik.

“Justru dari 63 Puskesmas, kita lagi nyari pasien yang mau vaksin, tenaga kesehatan yang dari klinik, dari apotek. Nah itu yang kita cari datanya dari Puskesmas terdekat, supaya Puskesmas ikut mempercepat itu,” ujarnya.

Sementara, kata Whisnu, nakes yang ditolak dalam screening vaksinasi COVID-19 ada 225 orang. Yang harus ditunda sekitar 115 Orang.

“Ditolak itu karena ada komorbid, karena usia. Kalau penundaan itu mereka yang perlu menurunkan tensi sehingga dijadwal ulang,” pungkasnya.

(ral/int/pojoksatu)

Sumber: www.pojoksatu.id

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: