>

DISWAY: Wali Kota Galina

DISWAY: Wali Kota Galina

 

Mbah Mars

Teman saya namanya Mardiono. Biar keren minta dipanggil Dion. Wkwkwk

 

Mbah Mars

Nama Bambang di era 50 an sampai 70an di Jogja memang beken. Sebeken nama Edi, Joko, Budi dan Agus. Kalau perempuan yg kondang Endang, Yayuk, Titik, Sri. Nama-nama tersebut biasanya dipakai anak-anak yg orangtuanya berprofesi sebagai pegawai yg bergaji tetap bulanan. Istilahnya anak2 keluarga priyayi. Biasanya ada nama terusannya seperti Bambang Susantono, Joko Widodo, Sri Mulyani, Yayuk Basuki, Edi Wuryanto dsb. Kalau anak-anak petani biasanya namanya jika laki-laki menggunakan akhiran \"di\", \"jan\" \"no\" , \"mo\", \"min\", \"ran\" ,\" jo\" dan \"man\" Contoh: Paidi, Paijan, Paino, Paimo, Paimin, Pairan, Paijo dan Paiman. Kalau wanita berakhiran \"nem\", \"kem\", \"yem\", \"nah\", \"jah\", \"rah\", \"lah\", \"ni\". Contoh namanya: Painem, Paikem, Paiyem, Painah, Paijah, Pairah, Pailah dan Paini. Nama2 yg hanya terdiri dari satu kata saja. Pendek. Harus nambah dua kata jika membuat paspor. Kini, nama2 di Jogja benar2 sudah tidak mencerminkan anak orang Jawa. Tetangga saya yg lahir saat gempa 2006 dinamakan Salsa Dewi Tektonia. Yg laki2 ada yg diberi nama Muhammad Resonansi. Sebelum era internet, saya sering dimintai tolong memberi nama anak2 kampung saya serta teman2 saya. Sekarang jarang sekali, karena ayah dan ibu bayi sudah bisa memberi nama sendiri dengan mengambilnya dari internet. Ternyata saya adalah korban era disrupsi. Wis ra payu bikin nama.

 

Gambit H-1982

Catatan Editorial:  # 50 Km = Typo, sudah betul ejaan setelahnya: \"30 km\".  # \"Danah Dendam Tak Sudah\" = Tak ada info tambahan, lalu untuk apa tanda petik penekanannya?  # Gubernur XX--Nama YY--(koma/tanpa koma)--Predikat = Tampak tak konsisten. Opsi kesatu: kaidah keterangan aposisi, apit \"jabatan\" dan \"pejabat\"-nya dengan \"koma\". Opsi kedua: abaikan kaidah, langsungkan dua Subjek dengan Predikat-nya, tanpa \"koma\".  # dari sumur Masjid tertua = Huruf \"m\"-nya tak perlu kapital.  # di Gowa: Masjid Tua Katangka di Gowa. = Repetisi \"di Gowa\" mubazir, hapus saja.  # sungai Kayan = Nama diri, penyertanya ikut dibesarkan. Semisal \"dataran tinggi Kayan\", \"kerajaan Majapahit\", \"sumpah Palapa\", \"gunung Rinjani\", \"kabupaten Kutai\", dan \"wakil Menteri PUPR\".  # perbatasan dengan Serawak. = Baiknya ditambah \"Malaysia\", sebagai penegas batas wilayah dua negara.  # IKN = Singkatan \"Ibu Kota Negara\", yang baru, bukan Jakarta.  # exit = Padanannya \"jalan keluar\". Yakni pintu atau gerbang keluar dari jalan bebas hambatan (baca: jalan tol).  # Presiden SBY = Sapaan akrab Suliso Bambang Yudhoyono, Presiden ke-6 Indonesia.  Demikian. Salam Senin. Kerja-kerja-kerja.

 

Imsubaweh Subaweh

KN....semar babat karang kedempel jaman crita wayang .sumur pitu ,puserr bumi ,masih kurang satu \'susuhe angin\',sarang angin. madek mantep ngrogoh sukma... begitu teguh dan kuatnya pendirian untuk suatu tujuan. tp sengkuni2 masih ngompar ngompor sana sini..anda mungkin tau. madep mantep sabda guru pendita ratu. dadi dadi ,guru dadi ,tan ana bebaya tan kena kinira..rawe rawe rantas ,malang malang putung... ooooooooooooonggggggg......

 

MS

Ada benih-benih kerusuhan di antara perebutan posisi kampak digital, rokok digital, dan pembangkit listrik digital. Mungkin perlu di tambahkan angka supaya posisinya jelas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: