DISWAY: Menu Mandoti
Leong Putu
Kebiasaan Bp. Husein membawa Badik ke mana-mana, walaupun di daerah perantauan, jelas terbentuk dari adat istiadat yang kuat di daerah asal beliau. Badik itu mungkin bisa berfungsi sebagai alat kerja, juga bisa berfungsi sebagai senjata untuk mempertahankan diri. Artinya kalau tidak bawa Badik bisa bahaya. Bagi kaum prianya. ........... Zaman sekarang , padanan untuk Badik itu barangkali adalah Hp. Bagi sebagian kaum pria tidak bawa Hp itu bahaya. Kalau bepergian, adalah lebih baik jikalau istri yang ketinggalan. Hp tidak boleh ketinggalan. Bahaya. Lebih bahaya lagi, kalau Hp yang tertinggal itu dipegang istri. Hmmmmmm.....bisa dibayangkan kisah selanjutnya......
Lbs
Tp perlu d ingat pula perbedaan adat istiadat d masing2 daerah. Spt kata komentator disway, kalau d madura tdk bawa senjata ke mana2 d anggap sombong. Tp sebaliknya d desa Abah atau daerah saya. Membawa senjata ke mana2 itu aneh. Malah terkesan sombong, kayak mau nantang kelahi. Ya kecuali ke sawah atau ke kebun. Wajar bawa arit, celurit, atau parang...
Neo Mister Xi
\"Jutaan orang bahkan tidak menyadari, lelaki selalu bawa senjata kapanpun di manapun\". Wkwkwkkw....
Er Gham
Bawa senjata--- seperti badik--- itu seperti bawa nyawa kedua. Tingkat percaya diri bertambah. Ini seperti tentara bawa senjata. Senjata itu seolah olah hidup dan menemani yang bawa. Yang pernah latihan bawa senjata berhari hari, di tengah hutan, menempel di tubuh 24 jam, pasti bisa memahami.
Pryadi Satriana
\"... lebih 30 th kemudian, saya ke Jambi ...\". Dan selama itu pula Sang Kakak menunggu Sang Adik datang nyekar ... Saat baca Disway, Andi mungkin mbatin,\"Nyari Ibuku aja setelah lebih 30 th. Nyari Bapak aja enggak, malah Bapak yg nyari, apalagi nyari aku ... \". Hmm ..., penyesalan SELALU datang terlambat! Salam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: