DISWAY: Lapangan Kerugian
Hardiyanto Prasetiyo
Dulu thn 2006 ketika ada penugasan ke PMDG 7 yg saat ini sdh diganti menjadi PMDG 6 yg berlokasi di Konawe Selatan, Kendari, Sultra, saya berkenalan dgn kuliner khas sana, namanya Sinonggi. Kuliner ini khas suku Tolaki yg terkenal jg kecantikan kaum wanitanya dgn ciri khas mata sipitnya dan cocok diberikan gelar 5i. Sinonggi ini terbuat dari sari pati sagu, tdk semua warga Kendari bisa membuat Sinonggi yg benar2 Sinonggi dgn rasa berkualitas tinggi. Sinonggi ini biasanya cocok disajikan dgn sayur berkuah (yg bersantan ataupun sayur bening). Dan menurut cerita beberapa penduduk suku Tolaki, Sinonggi ini dahulunya berposisi sebagai makanan pokok pengganti peran sentral nasi. Teksturnya mirip2 kanji,molor kalau disendoki. Tp sayangnya saat ini keberadaan Sinonggi sdh hampir punah dan jarang sekali karena kalah dominasi dgn nasi yg kembali trend di kalangan suku Tolaki
Rikiplik
Mungkin mnyak goreng mo naek kelas bro.. Jadi gengsi kalangan menengah atas. Yg menengah bawah mungkin disuruh pake jlantah.. hehehe..
Wawan Wibowo
Bicara tentang beras mandoti menunjukkan bahwa sesuatu yg esklusif itu mahal harganya,yang bikin kita semua bingung kan tentang minyak goreng,tidak esklusif tapi mahal,hahahaha
Kopi Toraja
Nasib sial biarlah hanya dialami kopi Enrekang, lebih dikenal penikmat kopi dengan nama kopi Toraja. Semoga nasib sial tidak dialami petani Indonesia. Mentannya cukup dikenal di Gowa dan Sulsel. Menjabat masing-masiing dua periode. Anda sudah tahu -bisa menjabat kepala daerah berulang-ulang- pasti banyak \"kebijakan manfaat\" yang dirasakan rakyat pemilihnya. Walaupun jabatan mentan bukan dipilih secara langsung oleh petani, \"kebijakan manfaat\" kakak kandung Bupati Adnan ini telah cukup lama ditunggu petani. Tak perlu munas untuk membenahi nasib petani Indonesia, sebagaimana ide abah tentang kopi Toraja eh.... bukan kopi Enrekang.
Achmat Rijani Fahmi
hari ini Abah ada menulis kata --Karau. Awalnya saya mengira kata ini sudah lazim dimengerti pembaca. Penasaran, coba cek di KBBI ternyata berbeda jauh maknanya. di sana diartikan, Karau ialah: (1) Sedang mengaduk (supaya bercampur); (2) Bercampur aduk, berkacau. Agar bisa lebih dimengerti mungkin bisa menggukana kata: \"Pera\", mudah-mudahan Om Gambit nanti bisa menjelaskan. Urang Banjar sering mengasosiasikan kata Karau dengan suatu kondisi nasi. Nasi Karau maknanya ialah nasi yang bertekstur relatif agak keras, dan terpisah-pisah tidak menyatu. Mirip dengan Nasi Mandi atau Nasi Briyani, tapi dengan ukuran sebesar beras biasa di Indonesia. kondisi ini didapatkan melalui cara memasaknya dengan menggunakan takaran air tertentu. Bisa pula karena penggunaan jenis beras tertentu, di Kalsel jenisnya bermacam-macam; Beras Unus, Beras Gambut, Beras Karang Dukuh, Beras Mayang, dan lainnya. Kebanyakan Urang Banjar memasak nasi dengan spesifikasi Karau. Tentu ini sangat menyulitkan bagi yang terbiasa makan nasi yang pulen. Shock Culture. Biasanya jamak terjadi bagi Lelaki Jawa yang mempersunting Gadis Banjar. Contohnya......Anda Sudah Tahu. --Karau, seringkali juga digunakan untuk menyebut tampilan atau wajah, yang cenderung kusut, dekil, dan awut-awutan. Atau menggambarkan mimik wajah yang kurang menyenangkan. contoh: Adul : \"Napa Mat muha kam pina Karau?\' Amat : \"Madrid diajar Barca malam tadi, dasar waluhh!!!\"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: