DISWAY BARU

Pertamina Berencana Perluas Produksi Avtur Dari Minyak Jelantah

Pertamina Berencana Perluas Produksi Avtur Dari Minyak Jelantah

Pertamina Berencana Perluas Produksi Avtur Dari Minyak Jelantah-Foto/antara-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID -PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) berencana untuk memperluas produksi Pertamina Sustainable Aviation Fuel (PertaminaSAF) atau avtur yang diolah dari bahan baku Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah.

"Ke depan, PertaminaSAF juga akan diujicobakan untuk diproduksi di Kilang Dumai dan Kilang Balongan," ujar Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman, dikonfirmasi ANTARA dari Jakarta, Kamis.

BACA JUGA:Spanyol-Portugal Dilanda Amukan Api, 82 Ribu Hektare Hutan Ludes

Saat ini, PertaminaSAF diproduksi oleh salah satu unit operasi KPI, yakni Kilang Cilacap.

Avtur yang mengandung campuran minyak jelantah itu, kata dia, telah melewati serangkaian pengujian kualitas yang ketat di laboratorium KPI Unit Cilacap dan juga di laboratorium eksternal independen Lemigas.

BACA JUGA:Perkuat Kelembagaan Univeristas Graha Karya MOU Bersama Pemerintah dan Swasta

Pertamina juga telah melakukan penerbangan komersial perdana maskapai Pelita Air menggunakan PertaminaSAF dengan rute Jakarta-Denpasar pada Rabu (20/8).

Menurut Taufik, penerbangan itu bukan sekadar perjalanan udara biasa, melainkan tanda transisi energi yang semakin nyata di Indonesia.

“Penerbangan spesial ini sekaligus menjadi bukti kalau KPI bisa menjadi pelopor energi hijau di Indonesia. Produk ini membuktikan bahwa kita memiliki kapabilitas dalam memproduksi produk bahan bakar pesawat masa depan,” ujar Taufik.

Produksi Pertamina SAF dilakukan dengan teknologi co-processing, menggunakan Katalis Merah Putih buatan anak bangsa.

Menurut Taufik, PertaminaSAF merupakan upaya konkret dalam percepatan pengurangan emisi karbon, sebab kandungan karbon di dalamnya lebih rendah 81 persen dibanding avtur berbahan fosil.

"PertaminaSAF adalah bioavtur sustainable pertama yang memiliki sertifikat internasional sustainability ISCC CORSIA berbahan baku campuran UCO atau minyak jelantah yang diproduksi di Indonesia," kata Taufik.

Keunggulan lain, titik beku (freezing point) PertaminaSAF melampaui standar internasional.

Taufik mengatakan, menurut standar internasional, spesifikasi titik beku avtur pada ketinggian yang jelajah pesawat komersial yakni minus 47 derajat celcius. Sementara di ketinggian yang sama, titik beku PertaminaSAF, bisa lebih rendah dari spesifikasi tersebut.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: