Anak Anak Nipah

Anak Anak Nipah

Anak Anak Nipah--

 

Aku masih tertegun, banyak awan-awan yang muncul dalam benakku seketika. Di dalam hati selalu bertanya, apa ini? Emang bisa buat Melet anak gadis? Emang boleh sama yang namanya disebutkan dalam mantra?

 

Ridwan lahap menyantap jambu hingga selesai. Aku berhenti mengunyah, ada sesuatu yang belum ku fahami dan pemahaman ku tidak bisa menggapai. Buku tulis ku kembalikan dan pamit dengan Pak Siga.

 

“Massima' Ka, Pak. Kami pamit pulang ya Pak. Terimakasih air dan cocolannya.”

 

yang punya rumah hanya mengangkat jempol dan tersenyum.

 

Aku baru mengeja Alif dan Ba, baru bisa menyebutkan bunyi, belum faham makna bunyi dan makna Alif dan Ba. Mantra tadi masih terbaca dalam fikiran. Aku tidak faham. Ah, biarlah. Ujarku dalam hati. Aku pun masih mengeja, tidak butuh ejaan yang tidak diajarkan untuk dieja.

 

Aku mempercepat langkah untuk pulang, jangan sampai rotan mendarat di betis karena lambat pulang. Lagian, perut terasa sedikit aneh karena banyak makan asam sebelum nasi. Ah, hari ini berarti aku makan jambu hasil mencuri. Mungkin karena itu perut tidak nyaman. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait