1. Keterputusan Antara Perilaku dan Lingkungan – Ketika manusia berasumsi bahwa perilaku mereka tidak berdampak apa pun terhadap alam, praktik-praktik destruktif seperti penebangan liar, penambangan terumbu karang, ekspansi perkotaan yang berlebihan, dan industri-industri yang intensif karbon terus berlanjut tanpa terkendali.
2. Kelumpuhan Etis – Tanpa tanggung jawab moral, kemauan politik untuk mengubah perilaku yang merugikan akan melemah.
3. Penyempitan Teknokratis – Respons sekuler menekankan data dan rekayasa tetapi seringkali mengabaikan konsekuensi psikologis, kultural, dan spiritual.
4. Amnesia Peradaban – Mengabaikan dimensi moral bencana berisiko menumbuhkan peradaban yang maju secara teknologi tetapi hampa secara etika.
Dalam kerangka ini, sekularisme menyediakan metode tetapi kurang bermakna, membuat masyarakat siap secara material tetapi kehilangan orientasi spiritual.
Respons Politik: Menavigasi Risiko, Reputasi, dan Tanggung Jawab
Politisi cenderung berjalan di jalur yang rumit. Dalam banyak konteks:
- Mereka mungkin meremehkan besarnya bencana untuk menghindari tuduhan politik.
- Mereka menekankan bantuan cepat—seringkali merupakan respons yang paling mudah terlihat.
- Mereka menghindari pertanyaan struktural yang lebih mendalam: deforestasi, korupsi dalam proyek infrastruktur, penambangan ilegal (atau legal sama-sama merusak alam), perencanaan kota yang buruk, sistem peringatan dini yang lemah.
- Mereka memperkuat narasi yang melindungi legitimasi pemerintah yang berkuasa.
Ketika politik membingkai respons bencana terutama dalam konteks manajemen citra, bukan reformasi struktural, masyarakat menghadapi bencana berulang yang tampak "alami" tetapi sebenarnya diperparah secara politis.
Lebih lanjut, politisi mungkin secara strategis memanfaatkan narasi agama atau sekuler tergantung pada suasana hati publik, mengeksploitasi kedua kerangka tersebut untuk legitimasi tanpa merangkul reformasi yang lebih mendalam yang dituntut oleh kedua pandangan dunia tersebut.
Biaya Peradaban dari Biner Agama-Sekularisme
Ketika komunitas agama mengabaikan penyelidikan empiris dan ketika komunitas sekuler mengabaikan tanggung jawab etis, peradaban menjadi terpecah-pecah. Konsekuensinya meliputi:
1. Kerentanan Berulang – Kurangnya pemahaman yang komprehensif menyebabkan masyarakat tidak siap menghadapi bencana di masa depan.