Aku membuka halaman demi halaman buku tulis merk SiDu bersampul kuning. Banyak yang ku tak faham, karena tidak ditulis dengan huruf Latin melainkan aksara Lontara, aksara yang dipakai oleh masyarakat Bugis. Tidak sampai habis ku buka, karena tak faham. Namun, di pertengahan buku ada beberapa Bait yang ditulis dengan menggunakan huruf Latin
“Pakkarawa, U walako Pakkarawa, Magaru way, Pacinnong na Muhammad, Barakka', Barakka', Barakka' ”
Aku membaca agak keras sehingga terdengar oleh Pak Siga.
“itu mantra, kalau mau mencari candring" dia berujar sambil tertawa. candring artinya gebetan, pacar, atau semisalnya. Aku yang baru SD kelas awal merasa lucu dan juga bingung. Emang bisa? Aku membatin. Jika diterjemahkan bebas maknanya mendekati seperti ini:
”Wasilah, aku niatkan hal ini menjadi asbab dan wasilah, keruhnya hati bisa di jernihkan karena kemuliaan Muhammad, Berkah jadi, berkah mumpuni, berkah ampuh. "
Aku masih tertegun, banyak awan-awan yang muncul dalam benakku seketika. Di dalam hati selalu bertanya, apa ini? Emang bisa buat Melet anak gadis? Emang boleh sama yang namanya disebutkan dalam mantra?
Ridwan lahap menyantap jambu hingga selesai. Aku berhenti mengunyah, ada sesuatu yang belum ku fahami dan pemahaman ku tidak bisa menggapai. Buku tulis ku kembalikan dan pamit dengan Pak Siga.
“Massima' Ka, Pak. Kami pamit pulang ya Pak. Terimakasih air dan cocolannya.”