Karena itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa menjaga ketahanan kelas menengah menjadi tantangan yang tidak bisa diabaikan.
Hanya saja, jika melihat nilai median atau nilai tengah dari urutan data pengeluaran yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS), nilai median kelas menengah berada di angka Rp2.846.440 per kapita per bulan. Artinya, median pengeluaran penduduk kelas menengah cenderung lebih dekat ke batas bawah pengelompokan.
Menurut data BPS, nilai median itu mengindikasikan kelompok kelas menengah sulit untuk melompat menuju kelas atas, dan rentan untuk jatuh ke kelompok menuju kelas menengah atau aspiring middle class.
Meski kelompok ini sering kali dianggap sebagai motor penggerak perekonomian nasional, namun di balik peran pentingnya itu kelompok ini juga menghadapi sejumlah tantangan yang menjadikan mereka rentan turun kelas.
Terkait subsidi membuat kelas menengah harus menanggung sendiri beban biaya hidup yang semakin meningkat. Misalnya, kenaikan harga pangan dan kebutuhan pokok lainnya, yang otomatis dapat menggerus daya beli kelompok kelas menengah itu.
Peran Pemerintah
Pemerintah perlu mengakui kerentanan yang dihadapi oleh kelas menengah dan mempertimbangkan kebijakan yang lebih inklusif untuk mendukung kelompok ini. Misalnya, program-program pelatihan keterampilan dan peningkatan daya saing tenaga kerja guna membantu menghadapi tantangan pasar kerja yang terus berkembang.
Selain itu, pemerintah juga dapat mempertimbangkan kebijakan perpajakan yang lebih ringan untuk kelompok penghasilan tertentu atau insentif bagi keluarga yang menanggung biaya pendidikan anak-anak.