>

Wahyudin, Kepala BPS Provinsi NTB Raih Gelar Doktor Ekonomi dengan Nilai A

Wahyudin, Kepala BPS Provinsi NTB Raih Gelar Doktor Ekonomi dengan Nilai A

Wahyudin saat menyampaikan hasil penelitian-Foto: Istimewa-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.IDWahyudin yang menjabat sebagai Kepala BPS Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berhasil meraih gelar Doktor dengan nilai A (81,29) dalam Ujian Promosi Doktor Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi (FEB-Unja). Dalam Ujian Promosi tersebut bertindak sebagai Ketua Penguji Prof. Dr. Shofia Amin, S.E.,M.Si, Sekretaris Prof. Dr. Drs. Syahmardi Yacob, MBA, Penguji Eksternal yang merupakan Guru Besar Universitas Andalas Prof. Werry Darta Taifur, S.E.,M.A, Promotor Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, S.E.,M.A, Co Promotor I Prof. Dr. Drs. H. Zulgani, M.P, Co Promotor II Prof. Dr. H. Junaidi, S.E.,M.Si, Penguji Anggota I Prof. Dr. Hj. Heriberta, S.E.,M.E dan Penguji Anggota II Dr. Hj. Zulfanetti, S.E., M.Si. Diwawancara usai Ujian Promosi Doktor Ekonomi FEB-Unja, Ketua Penguji Prof. Dr. Shofia Amin, S.E., M.Si mengatakan, Promovendus meneliti tentang peran sektor pertanian terhadap peningkatan perekonomian di Provinsi Jambi.


Wahyudin bersama Penguji Eksternal yang merupakan Guru Besar Universitas Andalas-Foto: Istimewa-

“Dengan menggunakan pendekatan IRIO, menariknya Promovendus membaginya persektor, ada sektor andalan, peternakan sebenarnya menjadi andalan di Provinsi Jambi, andalan dengan maksud berpengaruh signifikan terhadap perkembangan perekonomian di Provinsi Jambi, ada juga sektor yang tertinggal yakni holtikultura dan jasa pertanian, inilah yang perlu dikaji lebih dalam lagi untuk pemda dan para petani, agar pertanian di Jambi maju,” ujar Ketua Penguji Prof. Dr. Shofia Amin, S.E.,M.Si kemarin (5/12).

Sementara, Promotor Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, S.E.,M.A menambahkan, khusus untuk Jambi dan terutama nasional, khusus nasional kebijakan pemerintahan merah putih adalah swasembada pangan, swasembada energi, menekan kemiskinan menjadi relevan dengan penelitian yang dilakukan Promovendus.


Wahyudin bersama Ketua Penguji, Sekretaris, Promotor, Co Promotor dan Penguji-Foto: Istimewa-

“Dimana peranan pertanian terutama peternakan, holtikultura dan perkebunan, sangat memiliki peranan besar dalam mewujudkan ekonomi, tinggal lagi persoalannya dalam jangka pendek holtikultura dan pangan tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan kemiskinan,” jelas Prof. Dr. H. Syamsurijal Tan, S.E.,M.A.

Seharusnya, holtikultura dan pangan tidak berpengaruh kepada penurunan kemiskinan dilakukan ekspansi lahan, kapasitas lahan ditambah, teknologi ditingkatkan dan dilakukan diversifikasi pangan, jangan hanya tergantung jagung dan beras, bahkan diperluas disemua kabupaten, agar menjadi signifikan pengaruhnya.

“Peternakan pun cukup menarik, dominan sumbangannya dari dampak kedepan, memang tidak basis tapi peternakan perspektif, nah ini yang harus dikembangkan lagi peternakan untuk Jambi, karena kedepan tidak cocok lagi mendatangkan daging dari luar Jambi, hasil studi menunjukan kita punya potensi untuk itu, dan ini harus dikembangkan semoga kemiskinan di Jambi menurun, hasil studi sangat menarik menjadi informasi bagi pemda dalam percepatan peranan dari sektor pertanian,” urainya.


Wahyudin bersama Keluarga dan Ketua Penguji, Sekretaris, Promotor, Co Promotor serta Penguji-Foto: Istimewa-

Wahyudin mengungkapkan, alasan dirinya mengangkat penelitian Analisis Peranan Sektor Pertanian terhadap PErekonomian Provinsi Jambi (Pendekatan Analisis IRIO dan Permodelan Panel Dinamis) adalah karena, karena sektor pertanian kontribusinya paling besar di Provinsi Jambi.

“Share-nya terhadap PDRB Provinsi Jambi cukup tinggi 30,25 persen ditahun 2022 lalu, berikan dampak positif bagi Provinsi Jambi, disamping itu sektor pertanian menyerap tenaga kerja paling besar 46,44 persen di Provinsi Jambi,” kata Wahyudin.

Sehingga, sambungnya, cukup banyak menghidupi masyarakat Jambi dalam sektor pertanian, namun demikian dari sisi kemiskinan, sektor pertanian pun menyumbang kemiskinan yang paling besar pula.

“Orang-orang yang bekerja disektor pertanian menyumbangnya 57 persen dari total kemiskinan adalah orang-orang yang sumber pengahasilan utama dari sektor pertanian, inilah yang menarik sehingga kamiangkat dalam penelitian, karena kita menggali dampak Ketika meningkatkan seperti apa dan bisa mengurangi kemiskinan,” tandasnya.(*) 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: