JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Baim Wong tiba-tiba mengunggah foto dirinya sedang dirawat di UGD sebuah rumah sakit di Jakarta.
Terlihat dalam foto itu tangan Baim Wong sudah dipasang selang infus. Meski mukanya terlihat agak pucat namun di video itu Baim Wong masih mencoba untuk memberi senyuman.
Baim juga terlihat sedang menunggu di luar ruangan UGD dengan beberapa pasien lainnya.
Dalam foto itu kemudian Baim menceritakan bahwa ia terpaksa berbaris di luar UGD karena kondisi di dalam sedang penuh.
Ia tak sendiri, Baim berbaris bersama pasien lain yang juga bernasib sama dengan dirinya, tidak dapat tempat tidur.
"UGDnya penuh, ga kebagian tempat tidur. Untung ada Anna temen baruku, kita sama-sama ga dapet tempat. Dia panas sampe 40,7. Doain semoga dia cepet sembuh ya," begitu Baim Wong menulis di video tersebut.
Jadi Korban Penipuan Online Via Pesan WhatsApp
Sebelum masuk rumah sakit, Baim Wong sempat mengalami kejadian yang tidak mengenakkan.
Ia baru saja menjadi korban penipuan online melalui pesan chat di WhatsApp. Akibatnya, sejumlah uang di rekening Baim Wong hilang dan berpindah ke rekening lain yang tidak ia kenal.
Melalui akun YouTube Cumicumi yang dikutip Jambi Ekspres Sabtu (4/11/2023), Baim Wong menjelaskan kronologi ia menjadi korban penipuan online melalui pesan WhatsApp.
Bermula ketika ia menerima chat WhatsApp dari sebuah nomor yang tak ia kenal dan tak tersimpan di kontaknya.
Kemudian nomor itu mengirim pesan bahwa ia adalah kurir paket yang hendak mengantar paket Baim.
WhatsApp itu masuk bertepatan pula dengan Baim yang memang baru saja belanja online.
Tak membuat Baim curiga, si oknum yang mengaku kurir itu kemudian mengirimkan foto paket yang dimaksud lalu mengirim serta sebuah link.
Karena tidak ada pikiran negatif, Baim kemudian membuka link yang dikirim oleh pelaku.
Baim sempat berpikir mungkin link itu untuk mengetahui keberadaan paket atau info penting lain yang terkait dengan paket yang telah ia beli sebelumnya.
"Nggak ngeh jadi main klik aja, karena kan saya ingin memastikan paket saya," ujar Baim lagi.
Namun kemudian sesuatu terjadi, setelah link itu ia klik, sesuatu yang tak beres terjadin di handphonenya, namun ia tak menjelaskan secara detail sesuatu yang dimaksud.
“Yang muncul adalah tampilan loading, beberapa saat,” lanjutnya.
Namun sayang, ketika itu Baim sedang sibuk bekerja jadi ia mengabaikan kejadian di hapenya lalu lanjut beraktivitas.
Baim baru tersadar bahwa terjadi sesuatu yang tak beres, setelah beberapa hari kemudian masuk notifikasi transfer. Sementara ia merasa tak pernah melakukan transfer.
Tak menjelaskan nilai uang yang hilang, namun Baim mengatakan ia hanya bertindak cepat, langsung menghubungi pihak bank untuk melakukan pemblokiran terhadap rekeningnya yang tiba-tiba melakukan transfer itu.
Lalu Baim baru tersentak, kemudian ia kaitkan dengan kiriman link WhatsApp yang telah ia klik beberapa hari sebelumnya.
Ia kemudian langsung menyimpulkan bahwa transfer illegal itu akibat dari link yang telah ia coba buka.
Baim kemudian mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, lalu searching di internet.
Benar saja, ternyata kasus penipuan online melalui WhatsApp yang ia alami mirip dengan modus kejahatan online yang ia lihat di internet.
Dimana modusnya, memanfaatkan file tertentu termasuk link untuk mengirim notifikasi atau kode OTP.
Baim pun kemudian memberi pesan kepada masyarakat, untuk tetap berhati-hati karena modus penipuan online sekarang sudah semakin beragam dan canggih.
Ia juga berharap, masyarakat Indonesia tidak mengalami apa yang sudah ia alami, jangan ada kerugian secara financial.
Baim juga telah berkonsultasi dengan pihak Bareskrim Polri atas kejadian yang ia alami, dan informasi yang ia dapat dari pihak kepolisian bahwa benar, modus penipuan melalui aplikasi WhatsApp kini sudah sering terjadi.
"Jadi plis hati-hati khususnya pengiriman pesan melalui WhatsApp, baik itu pesan kode rahasia OTP, pesan promo, notifikasi dan pengiriman kode password dan lainnya, mohon hati-hati ya," ujarnya.
Kata Baim lagi, kini banyak pihak yang tak bertanggung jawab melakukan peretasan lewat WhatsApp, namun ujungnya, masyarakat yang merugi. “Jadi tetap hati-hati ya,” pesannya sekali lagi. (*)