JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Semula namanya Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Kemudian April 2021 berubah nama menjadi Jalan Layang MBZ Sheikh Mohammed Bin Zayed. Kemudian oleh masyarakat sering disebut sebagai Tol MBZ, atau tol layang MBZ.
Banyak yang mengira pemberian nama itu karena jalan layang MBZ dibangun oleh pemerintah Uni Emirat. Padahal faktanya, penggunaan nama Putra Mahkota Abu Dhabi tujuannya untuk penghormatan bagi Uni Emirat Arab (UAE) yang telah menjalin hubungan diplomatik selama 45 tahun dengan Indonesia. Menariknya, pembangunan Jalan Layang MBZ ternyata menggunakan Teknologi Sosrobahu. Teknologi ini merupakan hasil karya anak bangsa bernama Tjokorda Raka Sukawati. Teknologi Sosrobahu merupakan suatu teknologi yang sangat diperlukan dalam mengatasi kesulitan membangun konstruksi jalan di atas jalan yang sudah beroperasi dan padat volume kendaraan seperti halnya di Jalan Tol Jakarta - Cikampek eksisting. Jalan Tol layang ini juga telah dilengkapi oleh fitur keselamatan berupa emergency U-turn di 8 titik lokasi (khusus kondisi darurat), 100 lebih buah CCTV pemantau secara langsung, dan akan dilengkapi dengan fitur keselamatan lainnya yang meliputi Emergency Exit Ramp di 2 lokasi, hingga Emergency Parking Bay di 4 titik lokasi yang akan ditentukan. Sebelumnya juga telah dilaksanakan simulasi penyelamatan khusus kecelakaan di jalan tol dengan menggunakan rescue udara "Air Medivac" menggunakan helikopter di Jalan Layang Sheikh Mohamed Bin Zayed (MBZ) Km 40B oleh PT Jasa Marga selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS). Jalan Tol layang yang membentang dari wilayah Jakarta hingga ke Cikampek ini memiliki panjang 36,84 Km. Jalan Tol Jakarta - Cikampek II (Elevated) ini merupakan jalan tol layang terpanjang di Indonesia yang membentang panjang dari wilayah Junction Cikunir hingga Karawang Barat dan melintasi beberapa bangunan perlintasan eksisting berupa Overpass, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), atau Simpang Susun pada Jalan Tol Jakarta - Cikampek eksisting. Tol MBZ dibangun selama 2 tahun dari 2017 hingga 2019. Adapun kontraktor yang mengerjakan pembangunan jalan tol MBZ adalah PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Acset Indonusa Tbk dengan nilai investasi mencapai Rp16,23 triliun. Konstruksinya telah dilakukan penyesuaian berupa peninggian elevasi struktur elevated dengan tetap memperhatikan kualitas pemenuhan ketentuan dan persyaratan teknis yang berlaku. Jalan Layang MBZ dibangun untuk memisahkan pergerakan komuter jarak pendek Jakarta-Bekasi-Cikarang (lajur kolektor/eksisting) dengan pergerakan jarak jauh tujuan Cirebon, Bandung, Semarang, dan Surabaya (lajur ekspres/layang), khususnya golongan I non-bus dengan kecepatan maksimal berkendara adalah 80 km/jam. (*)