What If pt.2: “Kanak – Kanak itu selalu Menyenangkan”

Minggu 18-09-2022,06:50 WIB
Editor : Setya Novanto

Namun, sepintas ide jahil terlintas di benak Orion, tentu saja dirinya tahu satu satunya kelemahan Riana. Riana tidak akan pernah bisa melihat orang – orang yang ia sayangi merasa kecewa terhadap dirinya, Riana akan sangat menyesal dan menangis sepanjang hari.

“Kau benar – benar tega membuat ku seperti ini.” Ujar Orion dengan nada suara bergetar yang ia buat – buat belum lagi sengaja menundukkan wajahnya agar terlihat sesedih mungkin dengan sedikit raut wajah kecewa. 

Melihat respon Orion, Riana begitu terkejut. Pasalnya tak pernah sekalipun Orion menunjukkan rasa kecewanya pada Riana, bahkan setelah Riana mematahkan tangannya dan menghilangkan barang peninggalan ibu Orion.

Apakah sebegitu sakitnya hingga Orion terlihat putus asa? Riana merasa sesaat terkecat dengan Orion, bahkan rasanya menarik nafas saja sangat sulit, dia butuh oksigen dan kemana semua larinya Oksigen. Wajah Riana pucat, dengan mata memerah menahan tangis. Riana meremas rok merahnya menyembunyikan tangannya yang gemetar. Sedangkan Orion, dibalik wajah kecewa dan putus asanya, tersembunyi senyum puas dan raut geli melihat respon Riana.

“Aku benar – benar minta maaf” Ujar Riana dengan suara bergetar kali ini Riana benar – benar merasa bersalah pada Orion.

“Aku janji aku tidak akan memukulmu lagi,” lanjut Riana lagi. Orion hanya diam tidak membalas ucapan Riana, dan hal itu membuat Riana semakin kalang kabut.

“Orion,” Panggil Riana, Orion masih diam tak menyahuti.

“Orion, maafin Riana”

“Orion, Riana janji nggak akan gitu lagi ke Orion,”

“Orion, Maafin Riana, Maafin Riana Orion,”

Damn it!

Orion tidak akan tega jika seperti ini, mendapati Riana memanggilnya dengan nama saja itu sudah membuatnya terkejut ditambah lagi Riana seperti memohon, hal pantang yang sangat dilakukan Riana.

“Orion, Hiks…Maafin Riana,” kali ini Riana tidak dapat menahan tangisnya dan sedikit mengguncang lengan Orion, bersikap memohon.

Astaga!

Kali ini Orion yang kalang kabut, dia tidak berharap respon Riana akan seperti ini. Dia pikir Riana tidak akan peduli mengingat dirinya dan memilih marah lalu mengabaikkannya. Jika seperti ini dirinya yang merasa sangat bersalah.

“Hei, jangan menangis! Aku tidak serius mengatakannya. Jangan menangis!” Ujar Orion sambil mengipasi wajah Riana dengan tangannya, entah apa gunanya.

Kategori :