JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Kediaman Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, tempat kejadian aksi penembakan anggota Brimob Jambi, Brigpol Nopryansyah Yosua ternyata hanya rumah singgah keluarga Irjen Ferdy.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Budhi Herdi Susianto dalam jumpa pers di Polres Selasa (12/7) mengatakan, rumah lokasi kejadian di Duren Tiga itu, selama pandemi sering digunakan untuk tempat isolasi mandiri. Apabila ada keluarga Irjen Ferdy yang baru pulang dari luar kota, sambil menunggu hasil PCR biasanya isolasi mandiri dulu di rumah tersebut.
"Perlu rekan-rekan ketahui bahwasanya rumah tersebut adalah rumah singgah," kata Budhi. Sementara rumah Irjen Ferdy yang asli dikatakan Budhi tidak jauh dari rumah lokasi kejadian, sekitar satu kilometer.
Kata Budhi, sebelum kejadian, Bharada E mendapat tugas mengawal putra Irjen Ferdy ke luar kota. Sesuai prosedur, Bharada E pun melakukan isolasi di rumah tersebut sambil menunggu hasil tes PCR yang dilakukan bersama keluarga yang lain.
Masih menurut Budhi, istri Kadiv Propam berada di rumah tersebut juga dalam rangka istirahat setelah kembali dari luar kota.
Bharada E merupakan ajudan pengamanan Kadiv Propam Irjen Ferdy. Sebelumnya Bharada E menembak mati Brigpol Nopryansyah Yosua setelah aksi saling tembak antara keduanya.
Jumat (8/7) merupakan hari kejadian. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut bahwa Bharada E mendengar teriakan dari lantai atas kamar istri Irjen Ferdy, dan kata Ramadhan itu terjadi karena Brigpol Nopryansyah Yosua melakukan pelecehan terhadap istri Irjen Ferdy, Putri.
Masih kata Ramadhan, mendengar teriakan lalu Bharada E mendatangi tempat namun Brigpol Nopryansyah Yosua malah menodongkan pistol ke arahnya lalu terjadi aksi tembak menembak, kemudian mengakibatkan Brigpol Nopryansyah Yosua meninggal dunia.
Jenazah korban telah dibawa pulang ke Sungai Bahar Provinsi Jambi Sabtu (9/7) kemudian dimakamkan di TPU Kristiani Unit 1 Sungai Bahar pada Senin (10/7).
Rohani Simanjuntak selaku keluarga korban mengatakan bahwa Brigpol Nopryansyah Yosua Hutabarat merupakan sosok yang pendiam. Pihak keluarga sendiri, jelas Rohani, terakhir kali menghubungi korban pukul 16.00 WIB, satu jam tepat sebelum korban ditembak mati. "Kami tanyakan bagaimana kabar kesehatannya dan korban selalu mengucapkan kabar baik," ujar Rohani, Selasa (12/7).
Rohani mengatakan kondisi orang tua kandung Brigpol Nopryansyah Yosua Hutabarat saat ini masih sangat bersedih. "Masih shock dan masih menangis sampai saat ini, belum bisa ngapa-ngapain," tambahnya. Pihak keluarga Brigpol Nopryansyah Yosua Hutabarat meminta keadilan hukum yang tepat atas kejadian tersebut. "Kami sebagai pihak keluarga meminta keadilan hukum yang seadil-adilnya," tandasnya. (dpc/rio/fin)