“Ma, Bumi salah, maafin Bumi.” Bumi masih terus bergumam, pandanganya samar melihat wajah mamanya khawatir, harusnya sedari tadi seperti ini, maka kakaknya Agana tidak perlu merasa sesakit itu. Bumi terus bergumam meminta maaf, dan wajah Agana adalah pandangan terkahir yang dapat ia tangkap sebelum semuanya menjadi gelap.
“Kakak, maafin Bumi.” Bisik Bumi, nyaris tidak bersuara. (bersambung)