Soal pencekalan Singapura ke UAS, Guntur Romli menyebut itu hak setiap negara yang mengatur siapa yang boleh atau tidak masuk wilayahnya.
“Negara ibarat rumah kita, yg kita punya hak untuk memperbolehkan dan menolak siapa yg mau masuk rumah, apapun alasannya. Kalau ditolak masuk rumah orang, ya gak bisa protes, cuma bisa bertanya2, knp ditolak, klau ketahuan orang banyak, cuma soal malu aja,” jelasnya.
“Mau bilang Singapura songong krn tolak turis, ya itu urusan mrk, krn mrk punya alasan2 tersendiri, siapa tau turis cuma kedok, tp ada kegiatan ceramah yg bisa dianggap provokasi itu SARA di sana, pemerintah Singapura hrus antisipasi…,” sambungnya.
Sementara itu, UAS menyebut kedatanganya ke Singapura untuk liburan bersama keluarga dan sahabatnya.
“Dalam rangka libur, ini kan memang hari libur. kebetulan sahabat saya ini dekat rumahnya dari Singapura,” ucap UAS dari kanal Youtube Hai Guys Official.
UAS bersama keluarga, datang dari Batam menuju pelabuhan Singapura pada Senin, 16 Mei 2022 kemarin. Ia tiba di pelabuhan Tanah Merah Singapura sekitar pukul 13.30 WIB.
Setibanya di sana, UAS mengaku kecewa kenapa dirinya dideportasi oleh petugas imigrasi Singapura. Padahal dirinya bersama keluarga hanya ingin liburan.
“Itulah mereka tak bisa menjelaskan, pegawai imigrasi tak bisa menjelaskan, yang bisa menjelaskan itu mungkin Ambassador of Singapure in Jakarta,” ucapnya.
UAS pun melontarkan pertanyaan demi pertanyaan terhadap petugas imigrasi Singapura terkait dirinya dideportasi?
“Anda harus menjelaskan kepada komunitas, mengapa negara kamu menolak kami? Mengapa pemerintah kamu mendeportasi saya? Kenapa, apakah karena teroris? Apakah karena Isis? Apakah bawa narkoba? Itu musti dijelaskan,” ungkapnya dikutip dari Fajar.co.id. (ima/rtc)