Penyidik AS Tak Temukan Motif Politik Dari Aksi Ledakan di Las Vegas
Ilustrasi - Ledakan. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra/nz/aa.-Foto : ANTARA FOTO/Nyoman Hendra/nz/aa. (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo-
ISTANBUL, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Seorang veteran militer Amerika Serikat yang menjadi pelaku peledakan truk Tesla Cybertruck di Trump Hotel Las Vegas, Nevada, pada 1 Januari lalu, melakukan aksinya tanpa ada "rasa kebencian" terhadap Presiden AS terpilih Donald Trump.
Hal itu disampaikan Sheriff Kevin McMahill dari departemen kepolisian metropolitan Las Vegas pada Jumat (3/1), sebagaimana dilaporkan Fox News.
Menurut dia, insiden itu merupakan "kasus bunuh diri tragis yang dilakukan seorang veteran perang yang bergelut dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan masalah-masalah lainnya", dikutip dari Antara.
Satu-satunya korban tewas dalam peristiwa tersebut adalah si pelaku, Matthew Livelsberger (37). Sementara, tujuh korban lainnya terluka akibat aksinya itu.
Sebuah catatan jurnal yang mendokumentasikan pergerakan terakhirnya beserta manifesto yang menunjukkan perjuangannya menghadapi PTSD berhasil diperoleh dari salah satu dari dua ponsel LiveIsberger.
Menurut penyidik, kedua catatan tersebut tak menunjukkan kebencian terhadap Trump ataupun motif politik apapun terkait serangan, meski muncul kesan simbolis atas penggunaan mobil Tesla Cybertruck yang dibuat perusahaan milik Elon Musk, seorang pendukung utama Trump.
Livelsberger juga diketahui terdaftar dalam organisasi "No Labels", sebuah partai politik yang mendukung kerja sama bipartisan dan menolak ekstremisme di AS.
Riwayat pemilu Livelsberger yang diterima dari pejabat daerah El Paso di Colorado menunjukkan bahwa ia terdaftar di partai tersebut pada 2020, kemudian mendaftar ulang pada Juli 2024 dan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu November 2024.
Sementara itu, telah dipastikan bahwa LiveIsberger, seorang personel operasi khusus yang tergabung dalam Grup Pasukan Khusus ke-10 Angkatan Darat AS, aktif di militer sejak 2006 dan telah mencapai pangkat sersan kepala.
Selain telah mendapat tanda jasa, pelaku diketahui terkait dengan pangkalan militer Fort Liberty di Karolina Utara dan telah menyelesaikan tugas bersama Garda Nasional dan pasukan cadangan Angkatan Darat AS.
Saat Livelsberger melakukan aksinya, ia diketahui tengah menjalani cuti yang disetujui posnya di Jerman.
"Kami terus mengkaji riwayat dan afiliasi yang bersangkutan, tetapi sejauh ini tak ditemukan adanya kebencian terhadap presiden terpilih (Donald Trump)," ucap McMahill.(ANTARA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: