DISWAY: Gus Margiono

Rabu 02-02-2022,00:00 WIB

“Kami semua akan berhenti dari Merdeka. Bos bikinkan kami koran baru lagi, yang milik kita sepenuhnya,\" ujarnya.

\"Apakah semua karyawan ikut Anda ke koran baru?\" tanya saya.

\"Paling, yang karyawan lama yang tidak ikut,\" jawabnya.

\"Nama koran baru nanti apa?\" tanya saya.

\"Harus ada kata \'\'merdeka\'\' nya,\" jawabnya.

\"Tidak dikira ndompleng ketenaran Merdeka?\" tanya saya.

\"Kan ada juga koran lain yang pakai nama merdeka,\" jawabnya. Saya pun tahu yang ia maksud: harian Suara Merdeka, di Semarang.

\"Kalau begitu, beri saja nama Rakyat Merdeka,\" kata saya.

Margiono pun setuju.

Lahirlah Rakyat Merdeka. Ternyata tidak hanya karyawan baru yang ikut Margiono. Pun seluruh karyawan lama.

Merdeka tetap terbit.

Rakyat Merdeka muncul.

Yunasa, manager percetakan, membongkar mesin Israel itu dalam satu malam.

Sebenarnya saya ingin mengikat Margiono untuk tetap di Jawa Pos. Saya angkat ia jadi salah satu direktur Jawa Pos, meski hanya administratif. Tapi Margiono akhirnya pilih di luar Jawa Pos. Ia sudah terlalu asyik dengan Rakyat Merdeka. Ia sudah melahirkan banyak koran di bawah bendera Rakyat Merdeka.

Tags :
Kategori :

Terkait