Lonjakan Harga Picu Demam Emas

Lonjakan Harga Picu Demam Emas

Seorang pramuniaga menunjukkan mawar emas di sebuah toko emas di Kota Lianyungang, Provinsi Jiangsu, China (9/2/2014). ANTARA/Xinhua/Si Wei/aa.--

BEIJING, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Data faktur pajak pertambahan nilai terbaru dari Administrasi Perpajakan Negara China menunjukkan bahwa lonjakan harga emas mendorong peningkatan pendapatan penjualan perhiasan nasional sebesar sekitar 41,1 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada liburan yang berlangsung selama delapan hari tersebut.

BACA JUGA:Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Lahan Proyek JTTS, KPK Dalami Proses Awal Jual Beli Lahan

Umumnya, toko-toko emas selama liburan panjang dipadati konsumen yang membeli emas sebagai hadiah untuk pernikahan teman dan keluarga. Namun, liburan kali ini berbeda. Toko-toko dipenuhi konsumen yang membeli emas untuk tujuan investasi, bersama dengan pembeli muda yang memiliki preferensi lebih rasional, yang menyeimbangkan nilai simpanan dengan daya tarik estetika.

BACA JUGA:Irigasi Dekat Bandara Kerinci Tersumbat, Ratusan Hektare Sawah tak Bisa Digarap

Sejak awal tahun, harga emas global melonjak, dan pasar emas domestik China mengikuti tendensi tersebut, memperpanjang tren kenaikan harganya dan memicu lonjakan belanja selama Pekan Emas (Golden Week), liburan gabungan Hari Nasional China dan Festival Pertengahan Musim Gugur, yang berlangsung dari 1 hingga 8 Oktober.

Di tengah rekor lonjakan harga emas global selama liburan, para pramuniaga toko emas di pusat bisnis perhiasan Shuibei Wanshan di Shenzhen, China selatan, terus sibuk melayani pelanggan.

"Ketika harga emas naik tajam, kami harus menyesuaikan harga produk dua kali sehari," ungkap Chen Jinyan, seorang pramuniaga wanita di toko tersebut, dikutip dari antara. 

Seorang pelanggan wanita yang datang untuk membeli perhiasan emas mengaku pernah menentang rencana putranya untuk membeli gelang emas 20 gram karena harga emas yang tinggi. Secara tak terduga, anaknya mendapat keuntungan lebih dari 900 yuan hanya 20 hari setelah membelinya.

"Sepertinya nilai emas benar-benar bisa terjaga, dan saya juga berencana membeli perhiasan emas," ujarnya.

Li Qiyao, seorang guru tari, membeli emas butir (gold bean) selama Pekan Emas dan membeli 1 gram emas butir setiap bulan sebagai strategi tabungan. Dia mengaku memiliki lebih dari selusin emas butir, merasa sangat aman dengan mengoleksinya, dan mudah untuk mencairkannya secara tunai atau meleburnya menjadi gelang di kemudian hari.

Ragam produk emas yang ditawarkan di pasaran sangat mengagumkan, dan seiring kenaikan harga, stiker emas untuk ponsel dengan ukiran ucapan selamat seperti "Semoga Kamu Sejahtera, Putri Tercinta" menjadi favorit baru konsumen. Banyak pembeli menghias ponsel mereka dengan stiker ini karena terpikat oleh gayanya yang trendi maupun kenyamanan emosional yang diberikan.

Bahkan produk emas yang lebih ringan, yang beratnya 0,01 gram atau kurang, juga laku keras di pasaran, dengan kalung, pelindung (case) ponsel, dan rantai dalam kategori ini laris manis selama liburan. Menurut Chen, produk emas semacam itu populer di tokonya, dengan banyak pelanggan membeli puluhan sekaligus untuk diberikan kepada anggota keluarga dan teman.

Pasar daur ulang emas juga mulai berkembang di pusat bisnis tersebut selama liburan. Seorang pelanggan bermarga Liu datang ke pusat bisnis itu untuk membeli manik-manik emas untuk kalungnya dan belajar tentang daur ulang emas. Dia mengatakan ingin mengganti anting-anting emasnya yang sudah berumur puluhan tahun dengan yang baru dan trendi jika harganya bagus.

Menurut pengumuman dari beberapa merek perhiasan emas dalam negeri China pada Sabtu (11/10), harga perhiasan emas murni di beberapa toko domestik negara itu menembus angka 1.180 yuan per gram. Analis industri mengatakan harga emas spot dalam denominasi yuan melonjak lebih dari 48 persen sejauh tahun ini, menyebut 2025 sebagai "tahun super" bagi emas.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: