>

Terkuak! Ada Darah Minang Mengalir di Tubuh Cut Nyak Dhien

Terkuak! Ada Darah Minang Mengalir di Tubuh Cut Nyak Dhien

Silsilah keluarga Cut Nyak Dhien menunjukkan pahlawan nasional itu mengaliri darah minang di tubuhnya-Antara/Muhammad Zulfikar-

Kemakmuran yang dicapai Makoedum terdengar oleh Sultan Aceh yang bernama Jamalul Alam. Saat itu, Sultan meminta upeti kepada Makoedum karena merasa wilayah yang ditempati perantau Minangkabau tersebut masih di bawah kekuasaannya.

 

Akan tetapi, Makoedum dengan lantang menolak mentah-mentah jika harus menyerahkan upeti kepada Sultan Jamalul Alam. Sultan berulang kali meminta dan mengingatkan agar Makoedum memberikan upeti, namun lagi-lagi permintaannya tidak dipenuhi.

 

Bahkan, pada suatu kesempatan Makoedum menyerahkan besi tua yang sudah berkarat kepada Sultan Aceh. Hal itu lantas membuat Sultan marah karena merasa dihina sehingga memutuskan menyerang dan menangkap Makoedum Sati. Dalam pertempuran itu,  Makoedum kalah telak dan seisi perkampungannya dibakar oleh pasukan Sultan Aceh.

 

Usai ditangkap, Makoedum disiksa. Bahkan, ia dipaksa menelan cairan besi panas yang sebelumnya ia kirim kepada Sultan Jamalul Alam. Akan tetapi, usaha sultan untuk membinasakan Makoedum sia-sia. Makoedum tetap hidup karena, konon, ia memiliki ilmu yang bisa mendinginkan besi panas.

 

Singkatnya, atas kebijaksanaan Sultan Jamalul Alam, Makoedum diberi ampunan, namun harus mengabdi kepada Sultan Aceh.

 

Jejak Sejarah

 

Rumoh Tjut Nja' Dhien atau Museum Cut Nyak Dhien pertama kalinya dibangun pada tahun 1893 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pada saat itu, Belanda merasa senang dengan Teuku Umar atas kerja sama yang dilakukan kedua belah pihak.

 

Tiga tahun setelah rumah itu dibangun, Belanda membakarnya karena mengetahui Teuku Umar hanya memanfaatkan Belanda untuk mengumpulkan senjata. Senjata-senjata tersebut digunakan Teuku Umar untuk mengusir dan melawan penjajah dari Tanah Rencong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: