>

Ketegangan di Timur Tengah, Harga Minyak Dunia Melonjak, Harga Minyak Mentah Indonesia Dipatok Segini

 Ketegangan di Timur Tengah, Harga Minyak Dunia Melonjak, Harga Minyak Mentah Indonesia Dipatok Segini

Ilustrasi kegiatan operasi migas-istimewa-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Harga minyak dunia kembali melonjak sangat tajam.

Naiknya harga minyak dunia ini disebabkan oleh berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah.

Ketegangan ini akibat  serangan-serangan di Laut Merah yang terus berlanjut, termasuk kapal yang mengangkut minyak Rusia sebesar 570 bbls.

Hal itu diungkapkan Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, di Jakarta, hari ini Senin (5/8).

"Selain itu, OPEC merevisi naik peningkatan pertumbuhan perekonomian Dunia tahun 2024 pada publikasi MOMR bulan Juli 2024 dibandingkan publikasi bulan lalu sebesar 0.1% menjadi 2.9%. Hal ini juga sejalan dengan revisi naik pertumbuhan perekonomian di Kawasan Eropa dan Rusia masing - masing sebesar 0,2% menjadi 0,7% dan 3,1%," imbuhnya.

Tak hanya minyak dunia, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan Juli 2024 mengalami peningkatan sebesar USD2,68 per barel menjadi USD82 per barel.

Bulan sebelumnya, Juni 2024, ICP ditetapkan senilai USD79,31 perbarel. Penetapan ICP ini dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 333.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Juli 2024 tanggal 1 Agustus 2024.

"ICP Juli 2024, sesuai dengan yang telah ditetapkan Menteri ESDM adalah sebesar USD82 perbarel, meningkat dari ICP Juni sebesar USD79,31 perbarel," ujar Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, di Jakarta, hari ini Senin (5/8).

Sementara itu, faktor lain yang menyebabkan peningkatan harga minyak mintah Juli 2024 adalah penurunan inflasi Amerika Serikat pertama dalam 3 tahun terakhir pada bulan Juni 2024 sebesar 0.1% mom menjadi 3%. Hal ini meningkatkan potensi penurunan suku bunga AS.

Kondisi inflasi AS tersebut, diperparah dengan Kebakaran hutan di Alberta yang memicu kekhawatiran gangguan suplai minyak dengan potensi hingga 500 ribu bph. Produsen minyak telah melakukan evakuasi pekerja dari area produksi minyak.

Selain itu terkait pasokan minyak dunia, International Energy Agency (IEA) memperkirakan produksi OPEC+ pada 2024 mengalami penurunan hingga 740 ribu bph dibandingkan tahun lalu.

"Faktor lainnya adalah Bank Sentral Cina (PBOC) menurunkan tingkat suku bunga Reverse Repo 7 Hari dan prime loan hingga 10 basis point, menunjukan stimulus pertumbuhan ekonomi," kata Agus.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi oleh terdapatnya peningkatan run rate hingga 62,2% pada bulan Juli 2024 pada 25 Kilang independen Cina di Shandong dengan total kapasitas sebesar 2.1 juta bph, meningkat 3% dibandingkan bulan lalu

Selain itu, terdapat peningkatan run rate Kilang di Korea Selatan pada akhir Juli 2024 menjadi 84.9% (2.6 juta bph) dibandingkan bulan sebelum hanya sebesar 82.4% (2.5 juta bph).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: