>

Kabupaten di Provinsi Riau Kembali Dimekarkan, Berikut Nama dan Wilayahnya

Kabupaten di Provinsi Riau Kembali Dimekarkan, Berikut Nama dan Wilayahnya

Peta Provinsi Riau-Wikipedia-

Reteh adalah salah satu Kecamatan di daerah kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Riau dengan Ibu kota Kecamatan yakni Pulau Kijang.

Berada di aliran sungai Gansal, memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Reteh berbatasan dengan daerah Kecamatan Tanah Merah di sebelah Utara, Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi di sebelah Selatan, dan Kecamatan Keritang di sebelah Barat.

Merupakan daerah tempat tinggal masyarakat beraneka ragam suku, di mana suku pertama yang mendiami Reteh yakni suku Melayu, kemudian di tempati oleh suku - suku lain seperti suku Bugis, Jawa, Banjar, Minang dan Batak. Penduduk bermata pencarian Petani, Nelayan, Pedagang, dan Pegawai Pemerintah.

Kecamatan Enok

Kecamatan Enok adalah salah satu dari 20 kecamatan yang ada dalam Kabupaten Indragiri Hilir. Kecamatan Enok mempunyai luas wilayah 880,86 Km2 atau 88,086 Ha yang berbatasan dengan: Sebelah Utara dengan Kecamatan Tembilahan, Tembilahan Hulu dan Tempuling, Sebelah Selatan dengan Kecamatan Sungai Batang dan Keritang, Sebelah Barat dengan Kecamatan Kempas dan Sebelah Timur dengan Kecamatan Tanah Merah

Tinggi pusat pemerintah wilayah Kecamatan Enok dari permukaan laut adalah 1 s/d 5,5 meter, terdiri dari 179 parit, 2 muara sungai yang saling berhubungan, 2 kanal yang saling berhubungan yang dapat dilalui oleh kendaraan air serta bersatu di Sungai Indragiri dan 1 buah pulau yang merupakan keberadaan Desa Teluk Medan, Rantau Panjang dan Simpang Tiga.

Kecamatan Tanah Merah

Tanah Merah adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, Indonesia.

Sebelum tahun 1907 Kuala Enok belum menjadi tempat pemukiman atau tempat tinggal.

Dikutip dari wikipedia, jauh sebelumnya Kuala Enok hanya merupakan tempat persinggahan suku Nelayan (Laut) yang menurut kebiasaannya mereka hidup dan beranak pinak disampan kemudian singgah sambil menunggu air pasang surut.

Sebagai tradisi bangsa indonesia sejak ribuan tahun yang silam, ditambah dengan sifat yang suka merantau mencari suatu tempat yang baru maupun pekerjaan serta lahan baru dan subur, lama kelamaan akhirnya ditemukkanlah suatu tempat pemukiman yang layak bagi perantau-perantau asal Johor (Malaka) yang menyusuri pantai timur sumatra dan akhirnya menemukan anak muara yang masuk ke sungai Indragiri atau Sapat Dalam.

Kelompok pelacak atau penemu tersebut pada tahun 1898 terlebih dahulu singgah dipantai-pantai dan mempersuntingkan gadis-gadis di sungai Luar yang kemudian mereka menyelusuri alur sungai dan akhirnya menemukan Sungai Pinang dengan tenaga dan peralatan yang sederhana.

Berita penemuan lahan pertanian di sungai Indragiri ( Sapat Dalam ) tersiar luas sampai ke Johor ( Malaka ), maka berdatanglah perantau-perantau Bugis lainnya untuk membuka perkebunan sebagai lahan pertanian pada tahun 1907 yang dipelopori oleh: Sake, Supu, Palla, Jumpai, dan Kasim.

Disamping perantau yang telah membuka parit sebagai lahan pertanian, maka berdatanglah perantau yang lain SOA TAO CINA sekitar tahun 1917 seperti Tan Ki Mui, Seng Ki Cio, Seng Cong Peng, Ape Daki, Hai Ki Lang, Heng Lang atau Apek Arang. lam kemudian perantau Cina ini berhasil mendirikan Togo, Jermal dan pembakaran arang.

Sedangakan suku Bugis yang berusaha dibidang perikanan yang pertama kali adalah: Buluk, Kallabe, Latif, dan Kuraga. Mereka ini mula-mula membagun kelong atau belat sebagai sumber penghasilan dalam menunjang berbagai bidang usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: