Korban Begal di Tanjabbar Bunuh Pelaku, Ini Kronologinya
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jambi, Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira, saat konferensi pers pada Minggu (12/5).--
Mengetahui adiknya dipukuli, Fiki yang masih dipukuli mencoba mendekati adiknya sembari menarik baju Edo dan meminta agar adiknya jangan dipukuli. Edo lalu mengambil dan mengeluarkan senjata tajam dari pinggang sebelah kanannya.
Terhadap senjata tajam tersebut, Edo lalu mengayunkan senjata tajam kearah leher Fiki sebanyak 2 kali namun berhasil ditangkis.
Fiki menangkis pisau dengan tangan sehingga mengakibatkan telapak tangan kiri luka dan mengeluarkan darah. Kemudian Fiki menerjang perut Edo sehingga mundur lebih dari 2,5 meter menjauh dan jatuh terduduk di tanah.
Fiki langsung berlari menuju ke motornya untuk mengambil pisau di dalam jok. Setelah berhasil mengambil pisau yang masih bersarung, Fiki kembali mendekati Edo sembari mencabut pisau dari sarungnya.
Saat bersamaan Edo juga berlari mendekati Fiki, ketika mendekati Edo menggunakan tangan sebelah kanannya berusaha memukul Fiki. Sedangkan Fiki langsung menusukan pisau ke perut Edo.
Dari arah kanan, Hardi menendang Fiki kearah bagian punggung Fiki hingga maju terdorong ke depan satu langkah. Fiki memutar badan kearah Hardi sedangkan Hardi masih menyerang, Fiki mengayunkan pisau mengenai bagian rusuk sebelah kiri Hardi.
Adik Fiki berlari mendekati Fiki sembari membuang pisau yang ada ditangan kanan yang sudah tidak bergagang kearah rerumputan yang tak jauh dari lokasi kejadian tersebut.
Setelah Fiki dan adiknya meninggalkan lokasi kejadian menuju ke arah Jalan Lintas Pekan Baru, dengan posisi tangan kiri Fiki yang terluka.
Andri menjelaskan, setelah mendapatkan luka, Hardi meminta pertolongan warga sekitar sedangkan Fiki dan adiknya meninggalkan lokasi.
"Karena tidak sanggup mengangkat Edo, lalu Hardi berusaha meminta pertolongan kepada warga yang berada di warung pecel lele yang berjarak kurang lebih 5,28 meter. Namun tidak ada seorang warga pun yang menolong," terangnya.
Tak lama kemudian, saksi Kanser yang berboncengan dengan Lopo mengenali Edo dan Hardi, lalu turun dari motor langsung mendekati.
"Saat sudah berada diatas motor Kanser berkata kepada warga yang ramai di warung pecel lele "Nyawo ni woi !!" karena tidak ada yang menolong," ungkap Andri.
Selanjutnya, Edo dibawa menuju ke Klinik Keluarga Bertuah, sedangkan Hardi masih di lokasi seorang diri. Tidak lama kemudian paman Hardi membawanya langsung menuju ke Klinik Keluarga Bertuah.
Saat berada di dalam kamar klinik dengan posisi berbaring diatas kasur, Hardi langsung menyembunyikan handphone dibawah kasur klinik yang ditidurinya.
Namun, ketika subuh handphone berbunyi lalu ibu Hardi langsung mengambil handphone hasil begal itu untuk diserahkan kepada polisi. (raf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: