Sudah Disiapkan Ruangan Khusus di RS, Antisipasi Caleg Stres
ilustrasi caleg gagal--
MUARATEBO, JAMBIEKSPRES.CO.ID-Pemerintah KabupatenTebo bakal menyiapkan ruangan khusus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) STS Tebo untuk mengatasi jika nantinya Caleg yang tak lolos ke DPRD mengalami gangguan kejiwaan.
Pj Bupati Tebo, H. Aspan, usai menghadiri rapat koordinasi (Rakor) pemetaan kerawanan konflik pada pileg 2024 mendatang mengatakan bahwa selain ruangan khusus, Pemkab Tebo juga akan bekerjasama dengan dokter kejiwaan dari Provinsi Jambi.
"Ruangan khusus bakal disiapkan di rumah sakit. Ini sudah kita antisipasi," kata Aspan.
Sementara itu, komisioner KPU Tebo, Elan saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa di Pileg 2024 Kabupaten Tebo nanti hanya mencari 35 orang dengan suara terbanyak untuk menempati 35 kursi legislatif.
"Ada 17 parpol yang akan menjadi peserta Pileg 2024 di Kabupaten Tebo, tercatat 331 bacaleg yang bakal bertarung untuk memperebutkan 35 kursi legislatif Tebo," kata Elan.
Sementara itu, Kadinkes Tebo dr Riana Elizabeth melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Ari Setiawan Sunardi, mengatakan bahwa jumlah kasus gangguan jiwa yang tercatat sepanjang tahun ini sebanyak 644 orang yang mengalami gangguan jiwa di Kabupaten Tebo.
"Ini data tahun ini sampai triwulan tiga. Semua data itu merupakan laporan dari puskesmas - puskesmas, rumah sakit yang ada di Tebo," kata Ari, Jumat (10/11) kemarin.
Ari menguraikan dari 644 kasus gangguan jiwa ini, terdiri dari gangguan jiwa skizofrenia sebanyak 635 kasus, kemudian gangguan jiwa psikotik akut sebanyak 12 kasus dan gangguan jiiwa campur cemas dan depresi sebanyak 7 kasus. Kasus gangguan jiwa ini kata Ari membutuhkan perobatan yang teratur. Sementara saat ini fasilitas kesehatan di puskesmas dan RSUD Kabupaten Tebo sudah memiliki kelengkapan dalam menangani kasus itu.
"Untuk menghindari keparahan harus berobat secara teratur," ujarnya.
Menurut Ari, cara menghindari penyakit gangguan jiwa ini yaitu dengan menghindari kecemasan dan kepanikan yang berlebihan, "Pada intinya sih manajemen stress dan pendekatan ke agama sesuai keyakinan masing-masing juga sangat perlu," pungkasnya. (bjg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: