Perolehan Suara Parpol di Jambi Bisa Tak Liner Dengan Hasil Pilpres
Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan ANies Baswedan--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID– Kerja partai politik pengusung dan pendukung bakal calon presiden dan wakil presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 benar-benar diuji.
Kemampuan serta strategi dalam mendulang suara sangat menentukan nasib masing-masing jagoannya untuk menjadi Capres-cawapres terpilih.
Tidak terkecuali partai politik koalisi pendukung dan pengusung Capres-cawapres yang ada di Provinsi Jambi. Soliditas dan kerja yang terukur, menentukan siapa yang memenangkan hati 2 juta pemilih di negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.
Jika melihat hasil Pemilu 2019 lalu, partai koalisi Prabowo Subianto menjadi yang paling dominan merebut suara pemilih Jambi. Dari 6 partai pengusung dan pendukung, tercatat total 992.970 suara yang berhasil diperoleh.
Kemudian disusul Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan 384.378 suara yang tersebar di 4 partai politik partai pengusung dan pendukung. Terkahir pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 347.498 suara yang terbesar dari 3 partai pengusung.
Apabila berkaca dari hasil pemilu 2019 ini, Prabowo Subianto menjadi Capres yang berpotensi besar memenangkan Pilpres di Provinsi Jambi. Hanya saja ini tidak bisa menjadi ukuran karena perolehan suara partai di daerah terkadang tidak liner dengan hasil perolehan suara Pilpres.
Hasil Pilpres 2019 misalanya, pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang didukung 7 partai koalisi justru hanya meraih 859.833 suara atau 42 persen. Sedangkan pasangan Prabowo Subianto- Sandiaga Salahuddin Uno yang maju dengan 4 partai koalisi malah menjadi pemenang dengan meraih 1.203.025 suara atau 58 persen di Jambi.
Pengamat politik Pahruddin juga melihat hal serupa pada Pilpres 2024. Menurutnya, hasil perolehan suara partai di daerah, belum tentu liner dengan perolehan suara Pilpres. “Belum tentu bisa segaris lurus, karena pemilih Caleg belum tentu memilih kandidat yang sama di Pilpres,” ujarnya, Minggu (22/10) kemarin.
Dosen Universitas Nurdin Hamzah ini menyebutkan bahwa Pilpres 2024 nanti masih cukup dinamis apabila berbicara konteks daerah, terutama di Provinsi Jambi. Terlebih basis suara masing-masing kandidat hampir mirip dan sama.
“Misalnya Ganjar yang di dukung PDI Perjuangan akan diganggu oleh keberadaan Gibran apabila berpasangan dengan Prabowo. Begitu juga dengan Muhaimin yang memiliki basis NU juga berpengaruh dengan Mahfud yang merupakan NU kultural,” jelasnya.
Meski begitu, kata Pahruddin, berdasarkan hasil survei pihaknya pada bulan Februari kemarin, Prabowo masih mendominasi perolehan suara di Jambi. Hasil ini bisa berubah apabila Prabowo sudah memutuskan siapa sosok yang akan menjadi pendampingnya nanti.
“Begitu wakil diputuskan Prabowo, bisa saja semakin menguat dan bisa saja menurun seiring dengan perkembangan dinamika politik kedepan,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Bappilu Gerindra Provinsi Jambi Noviardi Verzi optimis bahwa Prabowo bisa memenangkan Pilpres, terutama di Jambi. Menurutnya basis pemilih Prabowo sudah terbentuk dan kuat. “Basis pak Prabowo ini sudah terbentuk di Jambi. Jadi akan sangat sulit sekali untuk berubah,” katanya.
Basis dukungan itu nantinya juga akan di topang oleh kerja partai Gerindra yang sudah bergerak sejak lama. Belum lagi di tambah oleh dukungan dari partai koalisi lainnya yang saat ini sudah bergerak masif. “Kerja partai tidak bisa dianggap remeh. Kita punya langkah yang terukur bagaimana menggerakkan semua kekuatan di elemen partai,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: