>

Kondisi Terkini Gaza: 3.478 Tewas, Warga Masih Terjebak Tanpa Air dan Listrik

Kondisi Terkini Gaza: 3.478 Tewas, Warga Masih Terjebak Tanpa Air dan Listrik

Presiden Amerika Joe Bidden saat berbicara dengan Perdana Menteri Netanyahu di Tel Aviv Israel Rabu (18/10/2023), Israel menyatakan dukungan untuk Israel atas konflik mereka dengan Hamas Palestina-Tangkap Layar IG Resmi Kepresidenan AS @potus-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dr. Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan kondisi terkini Gaza, sudah 3.487 orang tewas dan 12.000 orang terluka akibat serangan Israel di wilayah Gaza.

Dikutip Jambi Ekspres dari ABC News, kondisi di Gaza juga kian memburuk dari hari ke hari karena penduduknya terjebak tanpa makanan, tanpa air dan tanpa obata-obatan dan juga tak ada aliran listrik.

kata Dr. Ashraf, dari korban yang tewas dan terluka di Gaza, 70 persen diantaranya merupakan anak-anak, wanita dan orang tua.

Ketegangan yang terjadi di Gaza diperkirakan akan semakin meningkat dengan adanya rencana Israel melakukan serangan darat ke wilayah Gaza.

Sebelumnya, sebuah rumah sakit di Gaza yaitu RS Arab Al-Ahli yang menampung banyak korban terluka akibat serangan Israel, juga diserang rudal pada Selasa (17/10/2023) waktu setempat.

Saat rudal menyerang, RS tersebut sedang merawat dan melindungi ribuan masyarakat Gaza. Akibatnya, 500 diantara mereka tewas seketika, terbakar ledakan rudal dan terkoyak akibat reruntuhan bangunan rumah sakit.

Rumah sakit tersebut, dikutip Jambi Ekspres dari Al Jazeera, juga sedang melindungi warga Gaza yang diperintahkan Israel sebelumnya untuk meninggalkan kampung mereka di wilayah utara Gaza. Nasib buruk, setelah diminta pergi, kemudian menjadi korban bom di RS Al-Ahli.

Ribuan anak-anak, wanita dan orang tua percaya bahwa mereka akan aman. Namun serangan udara Israel menghancurkan anggapan tersebut, tulis Al Jazeera.

Kondisi rumah sakit saat dihantam rudal juga sangat kacau,  api  menyala dimana-mana dengan mayat-mayat berserakan di antara reruntuhan dan korbannya kebanyakan adalah anak-anak kecil.

Menurut unit investigasi digital Al Jazeera, telah memperlihatkan dengan tepat, momen serangan mematikan tersebut melalui analisis video.

Atas kejadian ini, Israel membantah telah menyerang rumah sakit tersebut. Namun sejauh ini tidak ada bukti yang menguatkan bahwa Israel bukan pelakunya.  

Terpisah, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Adrienne Watson merilis pernyataan pada hari Rabu, ia menyatakan penilaian mereka bahwa Israel tidak bertanggung jawab atas ledakan rumah sakit di Gaza yang menewaskan lebih dari 500 orang itu.

“Intelijen menunjukkan bahwa beberapa militan Palestina di Jalur Gaza percaya bahwa ledakan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh peluncuran roket atau rudal yang dilakukan oleh Jihad Islam Palestina (PIJ).

Para militan masih menyelidiki apa yang terjadi,” katanya dalam pernyataan itu. .

Watson menegaskan kembali bahwa para pejabat intelijen “terus berupaya untuk menguatkan apakah itu adalah roket PIJ yang gagal.”

Sementara itu di berbagai belahan dunia, protes terhadap Israel terus berlanjut. Protes di luar kedutaan Israel, Amerika Serikat dan Perancis sebagai negara yang berpihak kepada Israel, terus terjadi.

Dikutip dari ABC News, rencana akan ada pertemuan Rabu kemarin dengan para pemimpin Otoritas Palestina, Mesir, dan Yordania dan Presiden Amerika Joe Biden, juga batal.

Joe Biden malah memutuskan untuk tetap ke Israel dan menyatakan dukungan terhadap Israel.

Presiden Joe Biden kepada media saat perjalanannya ke Israel di dalam pesawat Air Force One mengatakan, bahwa presiden Mesir telah setuju untuk membuka gerbang penyeberangan Rafah untuk memungkinkan hingga 20 truk bantuan melakukan perjalanan ke Gaza.

Dia mengatakan, ada jalan berlubang yang harus diperbaiki sebelum truk bisa lewat, sehingga bantuan mungkin baru sampai pada hari Jumat. “Ini merupakan negosiasi yang sangat blak-blakan,” kata Biden.

Biden menegaskan,  jika truk bantuan melintasi perbatasan, maka sesuai perjanjian, PBB akan berada di pihak lain untuk mendistribusikannya.

Namun, jika Hamas menyita pasokan tersebut, atau jika mereka tidak berhasil melewatinya, “maka konflik tersebut akan berakhir,” kata Biden.

Gaza sendiri telah dikepung oleh pasukan Israel selama lebih dari seminggu dan kelompok kemanusiaan, dokter, dan pihak lain di lapangan telah meminta pasokan lebih banyak bisa masuk ke Gaza mengingat sejauh ini Gaza benar-benar telah dikebung dari berbagai sisi membuat masyarakat di dalamnya semakin sengsara. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: